Prof. Nila juga berharap kampus-kampus ternama termasuk FKUI tidak melupakan untuk melakukan pengabdian masyarakat kepada masyarakat kecil. Seperti apa yang dilakukan staf FKUI di Sumba, masih banyak anak-anak yang cacingan dan sebagainya. FKUI harus melakukan upaya untuk menolong masyarakat kecil ini.
Universitas-universitas juga harus memiliki terobosan riset inovatif. Di zaman sekarang, riset harus bisa menghasilkan produk kesehatan. Beliau mengapreasiasi usaha selama ini FKUI/RSCM dalam produksi stem cell dan berlanjut ke aplikasi klinisnya.
Satu hal beliau menyorot bahwa kita kurang berani untuk membuat "branding". Misal, sampaikan bahwa RSCM sudah mampu memberikan sel punca sebagai bentuk pelayanan berbasis riset. Apalagi kita memang sudah menggunakan stem cell tersebut ke pasien terutama pasien dengan masalah ortopedi.
Boleh dibilang kita ini sedang melakukan "Pelayanan Berbasis Penelitian". Jangan kalah dengan negara lain seperti Iran, yang telah berani mengklaim dapat melakukan terapi stem cell.Â
Bagaimanapun, kita harus tetap memberikan pelayanan yang sudah evidence-based, jangan tanpa dasar. Dan terahir beliau bersedia untuk memberikan kuliah umum untuk mahasiswa.
Terima kasih Prof. Tidak pernah berubah, baik sebelum jadi menteri, saat jadi menteri, dan setelah sudah tidak jadi menteri.
Mudah-mudahan Prof. Nila selalu sehat di usia kepala 7 saat ini.
Salam sehat.
Ari F Syam