Mohon tunggu...
Dr.Ari F Syam
Dr.Ari F Syam Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi, Praktisi Klinis,

-Staf Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM (@DokterAri) -Ketua Umum PB Perhimpunan Endoskopi Gastrointestinal Indonesia (PEGI)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Ketika Divonis Kanker Stadium 4...

7 Juli 2019   20:00 Diperbarui: 8 Juli 2019   16:50 1083
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Thoraks pasien dengan kanker paru

Kembali lagi kita kehilangan salah satu tokoh nasional Bapak Sutopo. Almarhum berjuang dengan kanker paru yang saat terakhir sudah menyebar ke organ lain, almarhum divonis pertama kali menderita kanker sejak Desember 2017. 

Berarti almarhum bertahan selama 19 bulan. Saya hanya mengingatkan bahwa kita atau kerabat kita bisa saja menghadapi sakit kanker yang berbahaya ini. Tetapi kadang kala kita tidak memahami bagaimana sikap kita saat menghadapi yang namanya sakit kanker bahkan akhir dari perjalanan sakit tersebut.

Sehari-hari, sebagai dokter yang bekerja sebagai dokter spesialis penyakit dalam, saya selalu berhubungan dengan pasien yang mengalami sakit termasuk juga sakit kanker. Seseorang yang mengalami sakit kanker setelah menjalani proses pengobatan akan mengalami tiga hal: remisi, remisi dengan gejala sisa atau mengalami kematian. 

Kematian yang terjadi memang bisa diprediksi diawal saat kepastian diagnosis pasien ditegakkan. Cuma kadang kala, karena kecemasan yang tinggi pasien kanker yang sebenarnya masih stadium awal selalu berpikir kematian. Tetapi sebaliknya, saya sering juga menghadapi seseorang yang sudah menderita panyakit kanker yang lanjut misal kanker stadium 4 tetapi tetap semangat dan tidak takut menghadapi kematian.

Pandangan manusia menghadapi kematian memang bermacam-macam. Pengalaman saya sebagai dokter penyakit dalam, melihat ada dua hal utama yang ada dipikiran pasien mengenai kematian. Ada yang berpikir bahwa upaya pencegahan dan pengobatan merupakan upaya untuk mencegah kematian. 

Disisi lain, ada yang berpandangan bahwa kematian sudah takdir Allah SWT sehingga tidak sungguh-sungguh didalam menjalani pengobatan dan tinggal menunggu saja takdir yang diberikan setelah mengalami kesakitan tersebut.

Begitu juga pandangan keluarga pasien, ada yang pasrah dalam menghadapi sesuatu kematian tetapi ada yang merasa bahwa ada yang pada awalnya tidak terima jika anggota keluarganya mengalami perburukan dan mengalami kematian. Kadang kala hal ini terjadinya karena anggota keluarga yang sakit denial atas kondisi sakit yang dihadapi keluarganya.

Almarhum Pak Sutopo, sempat mengunggah video pada hari Sabtu (15/6/2019) minta doa sebelum menjalani pengobatan kanker parunya di Guangzho. Contoh pasien yang tetap optimis dan semangat untuk berobat walau sudah mengetahui penyakit kankernya sudah stadium 4 karena sudah menyebar ke organ lain. Dokter mungkin juga sudah menyampaikan mengenai prognosis dari penyakitnya.

Dokter memang sudah dibekali dengan ilmu prognosis yaitu memperediksi jika dilihat perjalanan penyakit dan kondisi pasien seberapa kondisi sakit pasien. Pilihan prognosis bisa baik, buruk, atau ragu-ragu.

Untuk penyakit kanker, penentuan prognosis lebih mudah apalagi jika pasien sudah jatuh dalam kondisi sakit kanker yang lanjut atau stadium 4. Dokter bisa memprediksi angka kelangsungan hidup (survival rate) dalam 1 tahun atau 5 tahun. Semakin lanjut sakitnya semakin rendah harapan hidupnya. 

Mengetahui informasi mengenai harapan hidup menjadi penting untuk diketahui oleh pasien dan keluarga pasien sehingga pasien dan keluarga lebih siap menghadapi kematian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun