Mohon tunggu...
Dr.Ari F Syam
Dr.Ari F Syam Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi, Praktisi Klinis,

-Staf Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM (@DokterAri) -Ketua Umum PB Perhimpunan Endoskopi Gastrointestinal Indonesia (PEGI)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hari Pendidikan Nasional, Sejarah Pendidikan Tinggi, Gerakan Anti hoaks dan Anti "Bullying"

2 Mei 2018   00:07 Diperbarui: 2 Mei 2018   06:12 728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gedung FKUI Salemba 6 Jakarta/dokpri

Tanggal  2 Mei 2018 diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional, hari bersejarah buat bangsa dan rakyat Indonesia. Kita perlu mengenang hari ini untuk memperbaiki pendidikan menjadi lebih baik lagi di masa depan. Pendidikan kedokteran sendiri terus berkembang dari waktu ke waktu. Kalau kita lihat sejarah ternyata keberadaan pendidikan tinggi adalah adanya kebutuhan tenaga terampil di masa penjajahan Belanda. 

Pada  saat itu terjadi berbagai wabah penyakit yang terjadi ditengah masyarakat, pemerintah Belanda tidak sanggup mengadakan tenaga medis sendiri sehingga membutuhkan tenaga tambahan dari penduduk lokal,  sehingga pemerintah Belanda perlu mengadakan pendidikan untuk menghasilkan tenaga terampil di bidang kesehatan saat itu. 

Selanjutnya produk pendidikan tinggi yang dimulai tahun 1849 disebut dokter Jawa. Perjalanan pendidikan tersebut berikutnya selama 75 tahun kemudian yang dikenal sebagai The School tot Opleiding van Inlandsche Artsen ("school for the training of native physicians") atau STOVIA.  Gedung pendidikan ini sendiri berada di Gedung STOVIA saat ini yang menjadi salah satu situs sejarah bangsa kita.

Selanjutnya sejak tahun 1920 kampus pendidikan dokter ini pindah ke Jl.Salemba 6 tempat FKUI ini berdiri. STOVIA dalam berkembangannya juga melahirkan pejuang2 antara lain Wahidin Soedirohusodo, Sutomo, Abdul Rivai, Cipto Mangunkusumo, Abdul Muis, A.K. Gani dan banyak lainnya sebagian juga sudah ditetapkan menjadi pahlawan Nasional oleh pemerintah Indonesia.

Ki Hajar Dewantara sendiri, yang tanggal kelahirannya dijadikan Hari Pendidikan Nasional,  sempat mengenyam pendidikan di STOVIA walau tidak selesai karena  sakit. Pendidikan kedokteran selanjutnya berkembang dan terwujud dengan nama FKUI seperti saat ini sejak tahun 1950. Kurikulum pendidikan kedokteran sendiri  dari masa ke masa juga di lakukan perubahan2 sesuai kebutuhan. FKUI sebagai institusi pendidikan juga tidak terlepas sebagai pusat perjuangan rakyat mulai dari peristiwa berdirinya Orde Baru, peristiwa Malari dan juga peristiwa reformasi. Gedung FKUI menjadi saksi sejarah perjalanan politik bangsa ini.

Pada Hari Pendidikan Nasional ini, kami ingin mengajak teman2 semua untuk mengenang kembali sejarah pendidikan kedokteran yang juga menjadi tonggak sejarah pendidikan tinggi di Indonesia. Institusi  pendidikan telah menjadi tempat para mahasiswa berkumpul dan juga turut memikirkan  kondisi masyarakat saat itu. Di tengah2 kesibukan belajar untuk menjadi dokter mereka melakukan gerakan perjuangan menuju kemerdekaan. Menjadi pelajaran buat kita semua bahwa institusi pendidikan tinggi kawah candradimuka agar para peserta didik peduli terhadap masalah di tengah masyarakat.

Pada momen hari pendidikan nasional ini, saya ingin juga menghimbau kepada kita semua setelah kita  mengingat sejarah, kita juga harus peduli terhadap masalah pendidikan saat ini. Dua hal yang menurut saya perlu menjadi perhatian dan harus kita angkat pada kesempatan Hari Pendidikan Nasional ini agar kita peduli terhadap masalah berita Hoax ditengah masyarakat   dan Bullying yang terjadi dilingkungan pendidikan khususnya pendidikan tinggi. 

Kita memang menyadari bahwa untuk mencegah Hoax dan Bullying di lingkungan pendidikan merupakan  momok dan hal  yang memang terjadi tapi sulit dibuktikan. Pihak korban biasanya takut untuk melaporkan. Berita  Hoax dan kejadian  Bullying  yang terjadi di lingkungan pendidikan tinggi bisa menjadi batu sandungan buat bangsa dan negara ini bangkit dan siap bersaing dengan negara lain di era globalisasi. Alih-alih untuk saling bergotong royong mereka saling menjatuhkan dengan kejadian bullying tersebut.

Pada kesempatan perayaan Hari Pendidikan Nasional, kami mengajak kita semua secara bersama-sama  menyatakan bahwa kita tidak akan mentolerir berbagai macam pelecehan di lingkungan pendidikan baik dari dosen/pembimbing ke peserta didik atau senior kepada junior atau sesama civitas akademika.

Sekarang zaman now, era digitalisasi dan keterbukaan. Mari kita merespon atas laporan pelecehan/ bullying yang masuk untuk suatu perubahan.  Kalau kita tidak peduli untuk masalah ini maka kita akan terus terpuruk di era globalisasi ini.


Selamat Hari Pendidikan Nasional,

Salam sehat,

Dr.Ari Fahrial Syam

Praktisi Pendidikan Kedokteran

#stophoax #stopbullying

#antihoax #antibullying

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun