Mohon tunggu...
Dr.Ari F Syam
Dr.Ari F Syam Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi, Praktisi Klinis,

-Staf Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM (@DokterAri) -Ketua Umum PB Perhimpunan Endoskopi Gastrointestinal Indonesia (PEGI)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Mengapa "Sexting" Menjadi Populer di Kalangan Anak Muda Kita?

30 Oktober 2017   07:10 Diperbarui: 30 Oktober 2017   17:25 3418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Shutterstock.com

Saat beredarnya seputar video mesum terbaru, saya di hari itu tidak sempat memantau TV, Radio or media sosial lainnya. Ternyata berita viral tentang video mesum yang diduga pelakunya alumni UI tersebut sedang dibicarakan di banyak tempat. Pagi hari selanjutnya saya membaca berita bahwa  salah satu pelaku yang diduga ada pada video tersebut tidak mengaku menjadi pemeran utama pada video mesum tersebut.

Apa yang terjadi? kita tunggu saja penyelidikan polisi. Apakah ada pihak yang memang sengaja menyebarkan video mesum tersebut untuk maksud-maksud tertentu? Kita tunggu saja penyelidikan polisi yang sedang menangani kasus yang sedang heboh saat ini.

Saya coba cari sedikit tentang sexting di Pubmed dan surprise ternyata publikasi ilmiah tentang sexting ini sudah ada reportingnya. Sexting jika diterjemahkan secara bebas adalah tukar menukar pesan melalui teks (SMS atau Whatsapp) atau gambar atau video erotis atau porno. Di era gadget seperti saat ini memang hal-hal seperti ini mudah sekali terjadi. Ini sepertinya menjadi fenomena bukan saja para kaum muda tetapi juga pada orang dewasa di era saat ini.

Ada satu penelitian yang menarik dari Jerman yang dipublikasi tahun 2017 ini melaporkan bahwa sexting sudah umum terjadi pada pergaulan mahasiswa di Jerman. Penelitian ini dilakukan pada 15 universitas di Jerman. Lebih dari setengah mahasiswa di Jerman terbiasa mengirim SMS erotis. Untuk pengiriman gambar-gambar erotis 26.8% mahasiswi dan 16.8% mahasiswa telah mengirimkan gambar erotis pada seseorang dan umumnya pasangannya. Yang menarik adalah bahwa 2 % dari para mahasiswa/i menyebut bahwa gambar-gambar erotis ini di forward ke orang lain tanpa pemberitahuan ke meraka.

Penelitian lain mengenai sexting ini dilaporkan dari Nigeria. Penelitian ini melibatkan 575 responden dengan range umur 14-24 tahun. Ternyata dari hasil penelitian tersebut 20% pernah mengirim sexting dan 33,2 % pernah menerima sexting. Angka ini memang tidak sebanyak di Jerman. Ternyata para responden yang pernah melakukan sexting ini sebanyak 16% pernah melakukan hubungan seksual dan hampir setenah dari yang pernah melakukan hubungan seksual dengan gonta ganti orang. 

Laki-laki lebih banyak dari wanita untuk  kebiasaan mengirim sexting ini. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kebiasaan menerima dan mengirim sexting ini berhubungan dengan riwayat pernah melakukan hubungan seksual sebelumnya.  Di Amerika Serikat, angka pelaku sexting juga bervariasi penelitian pada anak sekolah menengah atas, angka sexting ini mencapai 15%.

Berbagai alasan dikemukan oleh orang yang melakukan sexting ini. Sebagian remaja menggunakan sexting ini untuk mengekspresikan seksualitas mereka kepada pasangangannya dan merupakan cara alternatif dari pada melakukan tindakan seksual secara eksplisit.  Sebagian menyebutkan bahwa sexting bagian dari cara mengungkapkan  rasa romantis kepada pasangannya.

Menjadi perhatian buat para anak muda dan mahasiswa kita jangan dengan mudah berbagi hal-hal pribadi dalam hal ini pesan gambar atau video yang sifatnya pribadi karena hal ini dapat dengan mudah sampai ke pihak ketiga. Bisa saja kita masih mempunyai hubungan baik pada yang dikirimi gambar tersebut tetapi saat hubungan kita tidak baik atau malah mereka yang dulunya sahabat menjadi benci bisa saja sexting terutama dalam bentuk gambar atau video yang pernah dikirim kepada teman tersebut bisa tersebar pada pihak ketiga.

Oleh karena itu memang harus benar-benar dipertimbangkan kembali saat kita akan mengirim sexting tersebut. Jika sexting tersebut sudah tersebar secara online melalui media sosial seperti Facebook, Twitter atau Instagram, kita menyampaikan keberatan dan minta pengelola untuk menghapus gambar tau video sexting tersebut.

Akhirnya dalam dunia gawai saat ini, dan semakin mudahnya anak-anak remaja kita memiliki smartphone dan mudahnya mengakses internet, memudahkan untuk memotret, merekam video, dan membaginya kepada orang lain menyebabkan semakin besar orang melakukan sexting yang akhirnya akan membuat orang yang berada di dalam gambar tersebut menjadi sedih, malu dan depresi akibat  gambar dan video yang tidak pantas tersebut tersebar luas. Bukan saja dirinya anggota keluarga terdekat juga menjadi malu akan perbuatan tersebut.

Sebenarnya seberapa besar angka sexting pada  mahasiswa atau anak muda di Indonesia? Rasanya dengan fasilitas yang lebih kurang sama, bisa saja angkanya tidak jauh berbeda dengan belahan dunia lain. Wallahu A'lam Bishawab.

Salam sehat.

dr. Ari Fahrial Syam - Praktisi klinis

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun