Mohon tunggu...
Nagib Muhammad
Nagib Muhammad Mohon Tunggu... Dokter - Dokter yang suka menulis

Dokter

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Jangan Menunda Cuci Darah

21 September 2018   07:30 Diperbarui: 21 September 2018   08:46 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

" Pak, tolong bangun pak. Aku sesak Pak... "

Dengan suara terengah-engah, kalimat itulah yang terlontar oleh Ny. Y kepada suaminya. Dia terbangun jam 2 malam dikarenakan merasa sesak berat, sesuatu yang tidak pernah dia alami sebelum nya.

Ny. Y sudah 8 tahun terakhir menderita penyakit darah tinggi ( Hipertensi) namun tidak secara rutin mengkonsumsi obat nya. Dokter sudah sering mengingatkan dirinya untuk rutin minum obat dan menjaga pola makan nya. Namun 1 tahun terakhir keadaan nya semakin memburuk. Dimulai dari bengkak ke dua kaki nya, nafsu makan nya yang menurun, sering mual muntah, nyeri kepala dan terkadang nafasnya berat ketika beraktivitas terlalu lama.

Saat kondisi seperti ini, ia sadar kalau harus memeriksakan dirinya ke dokter. Hasil pemeriksaan Laboratorium darah menunjukan dia mengalami penurunan fungsi ginjal. Keluhan-keluhan yang selama ini ( Bengkak ke 2 kaki, mual muntah, dll) dia rasakan diakibatkan ke 2 ginjal nya tidak berungsi dengan baik. 

Berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan fisik, hasil lab dan usg, dokter mendiagnosis jika Ny.Y mengalami Gagal Ginjal Stadium V yang diakibatkan oleh penyakit darah tinggi nya yang tidak terkontrol dengan baik. Tidak mudah bagi dirinya untuk menerima kenyataan pahit tersebut. Dokter menyarankan untuk melakukan cuci darah ( Hemodialisa) secara rutin (2-3 kali / minggu). Ny.Y yang saat itu ditemani oleh suami nya, tidak sanggup membendung air mata nya. ia menangis, sedih, pikiran nya berkecampuk, tidak dapat membayangkan hari- hari nya kedepan nya nanti.

Setelah dokter mengingormasikan keadaan tentang dirinya sekarang, Ny.Y dan keluarga masih ingin mencoba alternatif pengobatan selain cuci darah. Dia mulai rutin mengkonsumsi obat, menjaga pola makan, dan tidak beraktivitas terlalu berat. Pelan-pelan keluhan yang dia alami perlahan berkurang. Walau terkadang ia merasa mual, nyeri kepala, sesak napas, namun dengan beristirahat beberapa hari, keluhan tersebut hilang.

Hingga 1 tahun berlalu, malam itu tiba. Ia merasa sesak nafas yang amat berat, tubuh nya merasakan hal yang tidak nyaman. Kepala nya pusing disertai nyeri kepala, perutnya ingin muntah mengeluarkan makanan. Ny. Y memang sudah tidak mengeluarkan urin ( air kencing) sama sekali sejak 2 bulan terakhir. Tidak hanya kaki nya, kini perut dan wajah nya juga bengkak di karenakan penumpukan air.

Suami nya segera mengantar nya ke IGD RS terdekat. Dokter yang bertugas menyarankan untuk dilakukan Hemodialisa Cito ( Segera ) dikarenakan paru-paru Ny.Y telah terendam oleh air. Akhirnya Ny.Y pun setuju untuk dilakukan cuci darah pertama kali.

Kini, hampir 5 tahun sudah terlewati. Ny. Y secara rutin menjalani cuci darah setiap Selasa-Jumat di salah satu klinik di Jakarta. Dia merasa jauh lebih baik dan bisa beraktivitas kembali layaknya orang sehat. Terkadang dia menjalani rawat inap di RS untuk tranfusi darah agar menjaga kestabilan darah nya. Dia bersyukur sekali dengan ada nya program BPJS sehingga bisa menjalani cuci darah tanpa ada biaya. Adanya program BPJS yang berkonsep gotong royong, maka pasien yang sakit dapat tertangani dengan optimal. Suaminya yang kini bekerja sebagai ojek online, masih bisa memenuhi kebutuhan kehidupan sehari-hari nya beserta 2 anak nya yang masih duduk di bangku SMA dan SMP. Ny. Y berharap agar kejadian ini tidak menimpa pasien gagal ginjal lain nya yang menunda dilakukan cuci darah sesuai saran dari Dokter sebelum keadaan menjadi lebih buruk.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun