Pupuk kotoran ternak merupakan salah satu jenis pupuk organik yang banyak digunakan oleh petani, terutama di daerah pedesaan. Pupuk ini kaya akan unsur hara yang dibutuhkan tanaman, seperti nitrogen, fosfor, dan kalium.Â
Selain itu, pupuk kotoran ternak juga memberikan manfaat bagi struktur tanah dengan meningkatkan kesuburan dan kapasitas retensi airnya.
Namun, meskipun pupuk kotoran ternak memiliki banyak manfaat, penggunaan yang tidak tepat dapat menimbulkan masalah bagi tanaman, lingkungan, dan bahkan kesehatan manusia. Oleh karena itu, sebelum mengaplikasikannya pada tanaman, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Berdasarkan pengalaman penulis, terutama saat penulis pernah menjadi Kepala bidang Prasarana, Sarana dan Penyuluhan, setidaknya ada tujuh hal yang perlu dilakukan ketika menggunakan pupuk kotoran ternak pada tanaman.
Pertama, Fermentasi Kotoran Ternak Sebelum Penggunaan.
Salah satu hal pertama yang perlu dilakukan ketika akan menggunakan pupuk dari kotoran ternak adalah melakukan fermentasi pada kotoran ternak sebelum digunakan sebagai pupuk.Â
Kotoran ternak yang digunakan langsung tanpa melalui proses fermentasi dapat mengandung patogen yang berbahaya, seperti bakteri Escherichia coli dan Salmonella, yang dapat menyebabkan penyakit pada tanaman dan manusia.
Selain itu, kotoran yang tidak difermentasi juga mengandung amonia dalam jumlah tinggi yang bisa menyebabkan terbakar pada akar tanaman jika diterapkan langsung.
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Soil Biology and Biochemistry, proses fermentasi atau komposting dapat mengurangi kandungan patogen dan amonia dalam kotoran ternak.Â
Dengan melakukan proses ini, kotoran ternak akan lebih aman dan lebih mudah diserap oleh tanaman. Proses fermentasi juga meningkatkan kualitas pupuk karena mengubah bahan organik menjadi bentuk yang lebih mudah dicerna oleh tanaman.