Mohon tunggu...
Iwan Berri Prima
Iwan Berri Prima Mohon Tunggu... Pejabat Otoritas Veteriner

Dokter Hewan | Pegiat Literasi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Strategi Pengembangan Peternakan Ayam Petelur di Wilayah Kepulauan

6 Februari 2025   06:08 Diperbarui: 7 Februari 2025   22:40 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Peternakan Ayam Petelur di Pulau Bintan (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki karakteristik geografis yang khas, dengan lebih dari 17.000 pulau yang tersebar dari Sabang hingga Merauke.

Sebagian besar wilayah kepulauan ini masih menghadapi tantangan dalam memenuhi kebutuhan pangan, termasuk di dalamnya ketahanan pangan berbasis produk peternakan.

Salah satu sektor yang berpotensi memberikan kontribusi besar dalam hal ini adalah peternakan ayam petelur. Walaupun potensi sektor ini sangat besar, pengembangan peternakan ayam petelur di wilayah kepulauan menghadapi tantangan tersendiri, seperti akses terbatas terhadap bahan baku pakan, distribusi yang sulit, serta terbatasnya infrastruktur dan fasilitas pendukung lainnya.

Namun, dengan pendekatan yang tepat dan langkah-langkah strategis, sektor peternakan ayam petelur di wilayah kepulauan dapat berkembang secara signifikan dan berkontribusi terhadap ketahanan pangan di daerah tersebut.

Hal inilah yang juga memicu penulis sebagai Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan di wilayah Kepulauan, untuk terus meningkatkan strategi dalam pengembangan ayam petelur di wilayah kepulauan. Terlebih, kebutuhan pangan masyarakat, khususnya kebutuhan telur ayam tidak selamanya bergantung pada daerah lain.

Berikut ini adalah lima langkah strategis yang dapat dilakukan untuk mengembangkan sektor peternakan ayam petelur di wilayah kepulauan.

Pertama, Peningkatan Infrastruktur dan Aksesibilitas Logistik

Salah satu tantangan terbesar dalam mengembangkan peternakan ayam petelur di wilayah kepulauan adalah keterbatasan infrastruktur, terutama dalam hal transportasi dan distribusi. 

Di banyak wilayah kepulauan, seperti di Provinsi Kepulauan Riau, akses menuju pusat distribusi masih terbatas, sehingga menyebabkan harga pakan dan bahan baku lainnya menjadi lebih mahal. Selain itu, distribusi telur yang dihasilkan oleh peternak seringkali tidak efisien, yang dapat menyebabkan kerugian akibat kerusakan produk atau keterlambatan pengiriman.

Peningkatan infrastruktur yang mencakup jalan, pelabuhan, serta transportasi udara dan laut yang lebih efisien sangat diperlukan. Pemerintah perlu melakukan investasi dalam pengembangan infrastruktur dasar, seperti jalan raya yang menghubungkan daerah-daerah terpencil dengan pusat-pusat distribusi, serta memperbaiki fasilitas pelabuhan dan bandara untuk memudahkan pengiriman hasil peternakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun