Suasana pagi yang renyai tampaknya terus menyelimuti Kota Tanjungpinang Provinsi Kepri beberapa hari ini. Ya, renyai merupakan istilah yang menggambarkan cuaca dingin bagi masyarakat melayu pulau Bintan.
Meski, dalam kamus Bahasa Indonesia, sebagaimana tertuang dalam KBBI edisi V, renyai merupakan istilah tidak baku dari Rinai. Makna Rinai sendiri adalah hujan gerimis.
Kalau sudah begini, biasanya kedai kopi di Kota ini akan sangat ramai. Walakin, kedai kopi hanya namanya saja. Di kedai ini tidak hanya menjual minuman kopi saja, tetapi tidak jarang yang juga menyajikan minuman teh.
Bahkan, Tanjungpinang yang tidak memiliki kebun teh, tetapi memiliki komoditi teh yang sudah sangat melekat di tengah masyarakat. Teh ini adalah teh merk Prendjak.Teh ini diproduksi oleh PT Panca Rasa Pratama (PT PRP).Â
Uniknya, teh yang diproduksi di Ibukota Provinsi Kepri ini sudah dibuat cukup lama. Yakni, sejak tahun 1980 dengan bahan bakunya yang berasal dari perkebunan teh di Jawa Barat, Sumatera Barat dan Sumatera Utara melalui PT Perkebunan Nusantara.
Bagi warga Pulau Bintan, menyeruput teh panas, apalagi teh Prendjak adalah kearifan lokal yang sudah turun temurun. Bagi saya yang penyuka teh, menjadikan teh prendjak sebagai buah tangan (oleh-oleh) juga merupakan salah satu kebiasaan yang kerap dilakukan masyarakat. Bahkan, teh prendjak ternyata juga telah diekspor hingga manca negara.
Asal Muasal Teh Prendjak
Mengutip dari liputan6.com (26/7/2019), asal usul pemilihan nama merek teh Prendjak memiliki makna tersendiri. Prenjak adalah nama Burung kecil pemakan serangga dengan ciri kepala berbulu kemerahan ini adalah burung yang diyakini membawa keberuntungan.
Menurut Manager Operasional PT Panca Rasa Pratama, Mustardi, Burung prendjak suka berkicau. Di daerah tertentu, burung ini dianggap sebagai penanda datangnya tamu. Dan tamu adalah rezeki. Sehingga diharapkan teh ini mendatangkan rezeki bagi siapapun yang menikmatinya.
Walaupun demikian, burung prenjak sendiri di Tanjungpinang sudah makin menyusut populasinya. Namun, teh prendjak sudah terlanjur melekat dalam cita rasa warga Kepulauan Riau. Apakah anda juga penikmat teh Prendjak?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H