"Maaf Pak, saya tidak mengetahui apa yang dimaksud dengan saudara Tino ini. Saya sendiri tidak meminta pemeran wanita untuk melakukan adegan seks ketika itu."
"Andi, kamu jangan bohong deh. Dia berbohong sepertinya, Pak. Mana ada maling yang ngaku maling, Pak. Kalau dia sudah terciduk, ya sudah. Pasti banyak alasan bermunculan itu. Teman saya melihat sendiri kok kalo Andi itu mengajak seorang cewek ke sebuah kamar."
"Gimana, Saudara Andi?"
"Saya. Tidak. Melakukannya, Pak."
"Tuh kan, lo diam, pasti lo bohong. Udah lah, ngaku aja. Kita sekampus bakal maafin lo kok kalo mau ngaku. Serius."
"Ah sudahlah. Terserah kalian aja."
"Loh, kok terserah gitu lho. Ngaku aja kok susah ya? Lo tuh sadar ga sih? Lo sudah mencemarkan nama kampus dengan video itu. Terlebih lagi, sekarang videonya udah nyebar di kampus. Nama fakultas malu, Bro. Gue juga malu untuk partner sama lo di Dewan Pers."
"Baik, Saudara Andi dan Saudara Riantino. Kita sudahi dulu pertemuan ini, saya akan bicarakan ini bersama Rektor. Karena dari pihak Rektor pun sudah mulai tahu dengan peristiwa dan meminta saya menindaklanjuti peristiwa ini."
"Sekali lagi, Pak Dekan. Saya SUMPAH DEMI ALLAH, saya tidak melakukan ini dengan sadar, Pak. Saya dijebak."
"Masalahnya, tidak ada bukti yang menunjukkan jika anda dijebak, Saudara Andi. Kasus ini akan kita perdalam lebih lanjut lagi. Keputusan akan diberikan kelak."
OoOoOoOoOoOoO