Mohon tunggu...
Farhandika Mursyid
Farhandika Mursyid Mohon Tunggu... Dokter - Seorang dokter yang hanya doyan menulis dari pikiran yang sumpek ini.

Penulis Buku "Ketika Di Dalam Penjara : Cerita dan Fakta tentang Kecanduan Pornografi" (2017), seorang pembelajar murni, seorang penggemar beberapa budaya Jepang, penulis artikel random, pencari jati diri, dan masih jomblo. Find me at ketikanfarhan(dot)com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Meningkatkan Apresiasi terhadap Musik Rap di Indonesia

11 Maret 2016   07:11 Diperbarui: 13 Maret 2016   08:24 1219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Musik Rap ini juga merupakan musik yang spesial, karena dibandingkan dengan genre lainnya, yang mengutamakan kualitas suara, seperti pop atau country, atau mungkin mengutamakan kualitas musik pengiring, seperti klasik atau EDM. Tetapi musik Rap ini lebih mengutamakan kepada kualitas lirik, karena musik Rap sebenarnya dipanjangkan sebagai Rhyme And Poetry, atau lebih baiknya Rima, Artikulasi, dan Puisi. Elemen dari mereka semua tentu saja dapat ditemukan dalam bentuk lirik, tentu dengan tidak melupakan pesan-pesan yang ada dalam Deklarasi di atas, yaitu memberikan pesan positif terhadap umat manusia.

"Gue bukan tipe rapper yang bikin rima muter/ cuma untuk dapet pujian punya otak pinter/
buat apa cape ngerap kalo pesan lo ga sampe/ lirik sederhana orang mencernanya ga cape/"
Lirik dari Explicit Verbal feat. Yomie - Free Wordz

[caption caption="Rap merupakan Puisi - Jay Z | sumber : fbcoverstreet.com"]

[/caption]Dalam memperkenalkan musik Rap kepada masyarakat Indonesia, tentu saja tidak harus dengan mengundang orang-orang populer untuk ikut nge-rap. Semua orang bisa menjadi rapper, tetapi mereka juga harus sadar bahwa membuat lirik rap bukanlah pekerjaan yang mudah, harus membutuhkan skill, teknik, dan pendalaman yang besar. Bahkan, saya sendiri masih belajar dalam membuat lirik Rap yang baik dan benar.

 “Ada beribu omong kosong tentang dunia/ Argumen para militan dan pendekar buta/
 Aku hidup di atas tanah penuh sengketa/ Kala semua ide bertarung sikapi fakta/
Lirik dari Sandy Catapults dalam lagu Jagal Sangkakala – The Anthem.

Meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap musik Rap tidak hanya dimulai dengan mengubah selera para pendengar untuk mengetahui rap yang bagus, tetapi tentu saja harus ada peran dari media musik untuk memperkenalkan makna sebenarnya dari musik Rap. Banyak media yang juga masih jarang memutar lagu rap dalam, hanya memutar lagu rap dengan lirik yang jenaka, bahkan liriknya tidak mendalam seperti puisi, yang harusnya menjadi representasi dari musik Rap tersebut. Logikanya adalah, jika media massa mengapresiasi karya sastra dengan mendalam, mengandung kritik sosial, atau yang dapat dihubungkan dengan kejadian pada remaja, seperti puisi dari Taufiq Ismail, atau karya novel-novel dari A. Fuadi, Kang Abib, atau Tere Liye. Kenapa tidak juga memperhatikan musik RAP yang juga mengedepankan kemampuan berpuisi dan berima?

Sangat banyak rapper dengan kemampuan lirik fantastis yang juga membutuhkan serapan dari media, bukan hanya rapper yang mengusung filosofi swag yang tidak memberikan hal-hal edukatif untuk masyarakat.

Contohnya, ada grup Homicide (sudah bubar) yang memberikan lirik sadis, pendekatan rap dengan musik rock, tetapi memiliki kritik sosial dan politik. Atau, jika memang membutuhkan rap yang santai dan ringan, kita masih punya rapper 8 Ball, yang liriknya fantastis tapi masih dapat diserap oleh masyarakat sekitar karena pembawaannya ringan dan jenaka. Masih ada beberapa talenta lainna yang harus disaksikan jika ingin mengenal musik Rap, mulai dari yang senior seperti Das Aufklarung (X-Calibour juga disarankan), Doyz, Jogja Hip-Hop Foundation. Selain itu juga, masih ada talenta muda yang menjanjikan, seperti Explicit Verbal, JuTassic Park, Muckool, Willy Winarko, Eizy dan banyak lagi.

Melacak balik jejak boombox bernyawa di 83/ memori lapangan volley, anatomi senapan rima/
 riwayat prosa penebusan kontra-berhala/ menyambat ronta dentuman speaker sebesar jendela/
 generasi yang banal lahir dibawah tirani Harto/ berhutang inspirasi pada moonwalk Septian Dwicahyo/
 di era LL Cool J merilis 'Radio"/ dan tivi didominasi omong kosong pidato Harmoko/
 serupa preman delapanpuluhan yang bertahan di era Petrus, rap membawa dupa berkawan
 dengan harkat bertamengkan hasrat/ berkalang sebarisan penjaga nalar dan waras/
 Mempelajari Rakim, Kool G Rap, menghitung bar/PE dan militansi rima yang berkobar/
 Hidup yang tak pernah lagi sama, pasca semasa/ 
 Straight Outta Compton dan Raising Hell datang menggantang menebus serupa Karbala/
Lirik Morgue Vanguard pada Doyz feat. Mongue Vanguard - Testamen

Jadi, selamat mencari dan mengapresiasi Musik Rap yang edukatif!

[caption caption="Terkadang hal yang bagus tidak harus datang dari media mainstream :) | sumber : behindtherhymes.com"]

[/caption]NB : Saya menunggu kritik dan saran terhadap tulisan ini, berhubung saya masih mempelajari banyak tentang musik rap dan kultur hip-hop.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun