Mohon tunggu...
Dokter Kusmanto
Dokter Kusmanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - .

.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Selesai Memalak, Kena Batunya

30 Oktober 2012   11:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:13 722
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemarin siang saya lewat jalan Jayakarta dan tiba tiba saya terkaget mendengar sapaan.
Ternyata yang menyapa saya adalah pak Andika, mantan TKI Malaysia dan juga Kompasiana asal Medan.

Langsung terbesit dalam otak, karena saya melihat suatu kesempatan emas.
Kenapa tidak di manfaatkan saja !
Kebenaran sekali, karena pak Andika hanya sendirian dalam mobilnya.

Langsung saya masuk kedalam mobil beliau. Dan tanpa basa basi, saya paksa untuk jalan.
Yang penting jalan saja biar tidak tersamar oleh orang lain bahwa saya sedang memalak.
Bila Andika ingin bicara atau menolak, maka saya betak : “Sudah… langsung saja jalan… Maju terus… Depan belok Kiri !”
Hahaha… siapa takut….. Andika asal Medan…. Mosok seh preman Jakarta jadi takut ?

Dan tidak saya beri kesempatan untuk pak Andika, selain menyetir mobilnya sesuai instruksi saya.
Arah tujuannya sengaja saya arahkan ke Ancol.
Karena pengalaman bahwa  dahulu saya mempunya kartu member masuk gratis, maka saya tidak terlalu paham harga tiket masuknya.

Di Pintu masuk, saya minta pak Andika untuk membayarnya. Ternyata dua orang dan satu mobil harganya Rp. 50.000,-
Dalam hati saya….. biarlah 50 ribu di bayar Andika….. Hahaha kena batunya, disuruh bayar tiket.

Di dalam lokasi Ancol terus saya pandu..… jalan terus…. Melewati Restauran Bandar Jakarta.
Lewat beberapa restaurant dan lewat juga makam pahlawan Belanda.
Akhirnya saya minta hentikan mobilnya disini.

Tiba tiba pak Andika berkata, “Di belakang mobil hitam ?”
Saya jawab : “Iya, berhenti saja disini, saya lapar….. saya mau makan…. Ayo turun !”
Lalu pak Andika berkata lagi : “Dermaga O….ne… “
Dalam hati saya…. Gawat neh pak Andika… jadi TKI Malaysia kelamaan.
Mosok iya restaurant bernama Dermaga 1 (Dermaga One) dikatakan Dermana O…ne…

Pak Andika bilang : “Lautnya bagus, kita duduk di luar saja”
Saya katakan : “Jangan, diluar masih panas dan kita ada AC di ruangan ini”

Yaa sudah.....ikuta saya saja...…. Saya masuk dan pak Andika ikut saja.
Saya pesan ikan pecah kulit dan bumbunya MIX…. Memang bumbu itu namanya Bumbu MIX.
Bentuknya kental warna hitam, agak pedas manis.
Satu Ikan Pecah Kulit bumbu MIX makan di tempat dan juga satu untuk dibawa pulang pak Andika.
Sebagai sayurnya saya pesan buncis. Serta minum the panas tawar.
Setelah beberapa kali bicara dengan pelayannya, maka kami duduk menunggu hidangan.

Tiba saatnya bahwa hidangan datang. Dan saya kaget sekali.
Loh !... kenapa cabenya banyak sekali dan besar besar sekali ?
Salah !, ini bukan bumbu Mix…

Pelayan memanggil pihak dapurnya. Dan berkata : “Ini bumbu campuran nya”
Saya berkata : “Tidak ini bukan bumbu Mix, saya selalu makan disini. Apakah management telah berubah ?”

Pelayan : “Tidak pak, managemen masih sama. Dan memang ini bumbu MIX, campuran”
Saya : “Tidak… saya datang kesini hanya selalu makan bumbu mix dan bukan seperti ini”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun