Mohon tunggu...
Dayan Hakim
Dayan Hakim Mohon Tunggu... Dosen - persistance endurance perseverance

do the best GOD do the rest

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Prospek Investasi Saham 2021

13 Januari 2021   16:02 Diperbarui: 13 Januari 2021   16:06 887
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Teori Portofolio mengajarkan kita tentang "don't put your eggs into one basket". Dimasa pandemic seperti saat ini, investasi saham adalah pilihan terbaik bagi kita di tahun 2021 untuk bisa memberi imbal hasil yang cukup baik. Dengan nilai investasi kita yang nilainya tidak seberapa tentu amat berisiko untuk membeli hanya satu saham saja dan lebih baik untuk membeli beberapa saham sekaligus. Pertanyaannya adalah saham apa saja dan berapa proporsinya?

Mengacu pada pembahasan sebelumnya mengenai Evaluasi Kinerja Saham Terbaik 2020 diperoleh 4 saham memiliki return tertinggi tahun 2020 yakni GGRM, BBCA, INTP dan UNTR. Bila dengan modal Rp75 juta dibagi proporsional 25% dengan harga per 4 Januari 2021 akan diperoleh GGRM 1 lot, BBCA 1 lot, INTP 2 lot dan UNTR 3 lot. Sisanya Rp4.050.000,- kita simpan dalam account tunai.

Dari hasil perhitungan proporsional diperoleh return portofolio dengan SIM sebesar 10,4 dan expected return CAPM sebesar 18,82. Hasil yang sangat baik untuk investasi dimasa pandemic seperti saat ini. Namun ternyata stdev portofolio 3.436 sedangkan nilai beta portofolio 4,04. Hal ini menunjukkan bahwa portofolio yang kita buat ternyata memiliki risiko yang tinggi.

Untuk itu kita dapat melakukan perhitungan kinerja portofolio dengan 4 rasio yakni sharpe ratio, treynor ratio, Jensen alpha ratio dan RSMD ratio. Bila kita masukan angka hasil perhitungan kita ke dalam 4 rasio tersebut diperoleh 3 rasio menunjukkan hasil yang positif namun Jensen alpha ratio menunjukkan nilai minus 8,48. Berarti portofolio yang kita susun tersebut tidak cukup baik dan memiliki risiko yang tinggi. Bagi sebagian orang yang senang dengan risiko tentu hal tersebut tidak masalah karena return yang diperoleh juga besar. "no risk no gain" menurut mereka. Tetapi bagi orang yang khawatir pada risiko akan berusaha meminimalkan risiko yang mereka hadapi.

Manajemen investasi menyediakan 2 cara perhitungan portofolio yakni Single Index Model dan Constant Correlation Model. Single Index Model menghitung dengan menempatkan return yang diharapkan dibandingkan dengan nilai beta dari masing-masing saham. Constant Correlation Model menghitung return yang diharapkan dibandingkan dengan standar deviasi dari masing-masing saham.

Dari hasil perhitungan SIM terhadap data harga saham LQ30 dari tanggal 30 Desember 2019 sampai dengan 30 Desember 2020 diperoleh 5 saham unggulan yakni HMSP, INDF, KLBF, PTBA dan TLKM dengan proporsi 20,27%. 5,53%, 54,45%, 10,07% dan 9,67%. Bila dengan modal Rp75 juta dan harga saham tanggal 4 Januari akan diperoleh HMSP 20 lot, INDF 1 lot, KLBF 55 lot, PTBA 5 lot dan TLKM 4 lot. Sisa dana sebesar Rp.1.920.000 kita simpan dalam account tunai kita.

Dari hasil perhitungan proporsional diperoleh return portofolio dengan SIM sebesar 7,72 dan expected return CAPM sebesar 6,05. Hasil yang diperoleh ternyata tidak sebaik perhitungan portofolio yang sebelumnya namun masih lebih baik dibandingkan menyimpan deposito di bank yang hanya memperoleh 5,2%. Bahkan di bulan Januari 2021 ini ada bank yang hanya memberikan bunga deposito 3,25%. Bila dibandingkan dengan stdev portofolio sebesar 224 dan nilai beta portofolio 0,25 terbukti bahwa investasi yang kita memiliki risiko pasar yang rendah dan risiko fluktuasi harga yang rendah juga. Istilahnya Low volatilitas. Portofolio semacam ini cocok untuk ibu rumah tangga yang menyimpan sisa uang dapurnya dalam bentuk saham.

Hasil perhitungan portofolio tersebut terkonfirmasi dengan perhitungan kinerja portofolio dengan 4 ratio. Ke empat rasio kinerja portofolio tersebut memperoleh hasil positif. Jensen alpha ratio memperoleh nilai 1,67. Hal ini membuktikan portofolio yang kita susun cukup baik sebagai investasi jangka panjang.

Bila dilihat dari kinerja saham individu tahun 2020 maka KLBF dengan proporsi 54,45% memperoleh return dengan SIM sebesar 7,14. NIlai perolehan yang cukup baik. Sebagai emiten farmasi KLBF per kuartal III 2020 memiliki pertumbuhan total penjualan 1,6% dengan pertumbuhan segmen distribusi farmasi mencapai 3,58%. Suatu angka fantastis dimasa pandemix seperti saat ini. Hal ini telah penulis ungkapkan dalam tulisan sebelumnya di kompasiana dengan judul Analisis Saham Farmasi 2020.

Dengan stdev sebesar 151 dan nilai beta 0,14 KLBF adalah perusahaan yang memiliki risiko amat rendah. Meskipun demikian pasar tidak berharap terlalu banyak terhadap KLBF terbukti expected return CAPM hanya sebesar 6,54. Produk unggulan GX17 obat covid-19 yang sudah memasuki uji fase 2, FitGENME Diet dan obat-obat herbal lainnya tidak membuat pasar berpaling kepada KLBF.

Kedua adalah HMSP dengan proporsi 20,27% memperoleh return dengan SIM sebesar 7,43, lebih baik dibandingkan KLBF. Padahal laba bersih perkuartal III 2020 anjlok sampai 32%. Namun kinerja keuangan HMSP tertolong oleh pemerintah yang memutuskan untuk menunda kenaikan cukai tembakau dan memperpanjang masa setor pungutan cukai tembakau.

Dengan stdev sebesar 230 dan nilai beta 0,23 maka HMSP termasuk perusahaan low volatility. Meskipun demikian HMSP bukan saham favorit pasar karena expected return CAPM hanya sebesar 5,97. Jauh dibawah perhitungan return dengan SIM. Program Waste4change tidak membuat market berpaling ke HMSP, malah kasus covid di internal pabrik menjadi sorotan market.

Ketiga adalah PTBA dengan proporsi 10,09% memperoleh return dengan SIM sebesar 7,70 menunjukkan kinerja keuangan PTBA yang cukup baik. Sebagai emiten batubara PTBA terkena dampak pandemix yang amat parah dan menyebabkan penurunan laba bersih per kuartal III-2020 sampai 44%. Namun program hilirisasi PTBA membuat PTBA cukup tangguh dibandingkan emiten batubara lainnya.

Hal ini terbukti dengan stdev sebesar 304 dan nilai beta 0,46 menjadikan PTBA sebagai emiten dengan risiko rendah. Meskipun demikian pasar juga tidak serta merta berpaling kepada PTBA karena expected return CAPM hanya sebesar 6,76. Padahal program hilirisasi PTBA amat banyak, sebut saja program dymethil ether, PLTU Sumsel-8, PLTS Bandara Soehat dan angkutan batubara Tanjung Enim-Tarahan dengan PT KAI.

Keempat adalah TLKM dengan proporsi 9,67% memperoleh return dengan SIM sebesar 8,07 jauh lebih baik dibandingkan investasi dalam deposito yang hanya sebesar 5,2% maupun rata-rata obligasi yang hanya 8%. Laba bersih TLKM kuartal III 2020 tumbuh 1,3% sedangkan margin laba bersih meningkat menjadi 16,7%. Dengan harga per 30 Desember 2019 sebesar Rp3.970 sempat anjlok menjadi Rp2.560 kemudian berangsur pulih di 30 Desember 2020 menjadi Rp3.490. Hal ini tertolong oleh adanya foreign buy yang mencapai Rp77,4 milyar.

Dengan stdev sebesar 352 dan nilai beta 0,44 menjadikan TLKM sebagai perusahaan dengan risiko yang rendah. Dengan expected return CAPM sebesar 6,70 membuktikan bahwa pasar local tidak menjadikan TLKM sebagai andalan investasi. Padahal aksi korporasi TLKM cukup banyak, sebut saja konsolidasi 6.000 tower dalam Mitratel, rencana IPO Mitratel, perpindahan penghuni satelit Palapa D ke Telkom-4 serta launching Bigbox, Game PvP Arena Master 2 tidak mampu mencuri perhatian pasar.

Kelima adalah INDF dengan proporsi 5,53% memperoleh return dengan SIM sebesar 8,85. tertinggi dibandingkan keempat saham lainnya dalam portofolio. Penjualan INDF kuartal III 2020 naik 3,37% yoy sedangkan laba bersih naik 2% yoy. Namun ternyata indomie goreng itu tidak digoreng.

Dengan stdev sebesar 553 dan nilai beta 0,72 menjadikan INDF adalah perusahaan yang memiliki risiko tertinggi dibandingkan keempat saham lainnya dalam portofolio. Namun perbandingan antara return dengan risiko ternyata sebanding. Dengan expected return CAPM 7,64 menjadikan INDF sebagai saham yang cukup menarik untuk pasar. Produk baru indomie seperti Indomie goreng rasa boba milk tea, Indomie rasa saksang babi dan Indomie rasa empal genthong keluaran 2020 ternyata mampu membuat pasar menoleh pada INDF sebagai sarana investasi saham. Bahkan ada Kpopers yang masak Indomie bukan mie goreng tapi airnya dikeringkan. Wadow....

Melihat profil kelima saham yang akan kita masukan kedalam portofolio kita membuat semakin yakin bahwa portofolio yang kita buat selain memberi keuntungan yang amat baik juga memiliki risiko yang amat rendah. Namun hasil perhitungan portofolio dengan CCM ternyata memberikan hasil yang berbeda.

CCM menghitung portofolio berbasiskan standar deviasi harga saham yang ditakuti oleh investor dari golongan ibu rumah tangga. Cara perhitungannya adalah dengan melihat hubungan eratnya masing-masing saham atau istilah kerennya koefisien korelasi. Dari situ dihitung proporsinya terhadap return dari masing-masing saham. Dari hasil perhitungan diperoleh ADRO, ASII, BBRI dan BBTN dengan proporsi masing-masing 72,09%, 14,53%, 4,42% dan 8,96%. Bila dengan modal Rp75 juta dan harga saham tanggal 4 Januari akan diperoleh ADRO 74 lot, ASII 3 lot, BBRI 1 lot dan BBTN 7 lot. Sisa dana sebesar Rp.3.302.500 kita simpan dalam account tunai kita.

Dari hasil perhitungan proporsional diperoleh return portofolio dengan SIM sebesar 7,77 dan expected return CAPM sebesar 7,14. Hanya berbeda sedikit saja dibandingkan portofolio dengan perhitungan SIM. Bila dibandingkan dengan stdev portofolio sebesar 338 dan nilai beta portofolio 0,57 menunjukkan bahwa portofolio yang kita susun memiliki risiko pasar yang rendah dan risiko fluktuasi harga yang rendah juga. Meski demikian kenaikan risiko tidak sebanding dengan kenaikan return portofolio.

Membandingkan ketiga portofolio yang kita susun terhadap investasi kita yang hanya sebesar Rp75 juta tentu akan terpulang kepada selera risiko dari masing-masing investor. Apapun pilihan nya, investasi dalam saham merupakan investasi yang menguntungkan dimasa pandemix seperti saat ini.

  • Jakarta 13012021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun