Mohon tunggu...
Doharman Sitopu
Doharman Sitopu Mohon Tunggu... Penulis - Manajemen dan Motivasi

Seorang Pembelajar berbasis etos , Founder sebuah lembaga Training Consulting, Alumni YOKOHAMA KENSHU CENTER--JAPAN, Alumni PROAKTIF SCHOOLEN JAKARTA, Penulis buku "Menjadi Ghost Writer"--Chitra Dega Publishing 2010, Founder sebuah perusahaan Mechanical Electrical (Khususnya HVAC), Magister dalam ilmu manajemen, Memiliki impian menjadi Guru.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hati-hati! Efek Samping Listrik Sering Mati

3 Desember 2009   12:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:05 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_24772" align="alignright" width="200" caption="di facebook, pln dirayakan sebagai perusahaan lilin negara"][/caption] Listrik sering mati, sudah biasa di negri kita. Walaupun sering mati, namun kalau pelangganya menunggak, tetap diputus juga aliran listriknya ( baca : PLN ). Mengapa bisa begitu ya? Mengapa berat sebelah? Lantas kalau PLN sering Byar pett, apa yang dapat kita lakukan, selain ngedumel??! Apakah aliran listrik ke rumah pegawai PLN kita putus?.

Ya, nggak pentinglah menurut saya, sampai berpikiran anarkis begitu. Apalagi akhir-akhir ini kita sudah lebih memahami krisis energi. Memang energi itu langka dan mahal. Hanya saja kita belum memahaminya secara benar. Namun walaupun begitu, apakah byar pett-nya PLN dapat dipahami juga? Bukan begitu, PLN tetap dituntut untuk lebih bertanggung-awab, karena mereka adalah satu-satunya pemasok listrik bagi kita.

Lantas, apakah mentang-mentang pemasok semata-wayang dapat seenaknya memperlakukan rakyat sedemikian rupa? Nggak juga, mereka sudah berusaha, namun apa daya katanya dana operasional yang seret-lah penyebab turunya kualitas pelayanan……

Rasanya membahas hal-hal di atas, nggak akan ada habis-habisnya. Mendingan kita membahas efek sampingnya saja. Wah , kok kayak obat aja to ya , ada efek samping segala?

Begini, menurut penelitian di suatu kelurahan, angka kelahiran meningkat, diakibatkan seringnya listrik mati di tempat tersebut. Lo..lo…apa hubungan listrik dengan tingkat kelahiran? Ya, ada dong. Kalau listrik mati, terutama malam hari, kan orang jadi bingung untuk beraktifitas. Ya bagi suami-istri, ya ngapain lagi kalau bukan ya ya ya?. Ya ya ya Sih boleh-boleh aja, kan bisa pakai alat kontrasepsi, agar tingkat kelahiran dapat dikendalikan? Bagaimana bisa nyari alat kontrasepsi, wong gelap, listriknya mati? Ha ha ha….

Efek samping yang kedua adalah turunya jumlah orang menonton televisi, sehingga rating sebuah sinetron yang sedang naik daun jadi merosot. Akibatnya produksi sinetron yang seyogiyanya sudah memasuki episode ke - 15003 jadi terputus di tengah jalan. Padahal, sinetron ini sedang bertekad untuk masuk Guinnes Book of record sebagai sinetron paling membosankan saking panjangya, sampai-sampai pemainya harus cat rambut dulu baru acting karena sudah ubanan. Dulunya pada episode 00001 sih masih pada segar, belum perlu pakai cat rambut.

Efek samping ketiga adalah order bengkel elektronik menjadi meningkat drastis. Bagaimana tidak, semua peralatan rumah tangga jadi rusak, jadi perlu diservis di bengkel elektronik terdekat. Hal ini mengakibatkan krisis keuangan di rumah-tangga. Akibatnya, banyak yang menunggak uang sekolah anak, paling parahnya adalah tidak dapat melunasi tunggakan PLN bulan lalu. Akibatnya listrikya diputus oleh Pegawai PLN. Tega amat…ha ha ha

Efek samping keempat adalah bangkrutnya beberapa pabrik peleburan baja. Bagaimana bisa terjadi? Ya ialah, orang manasin tungku peleburan saja butuh waktu 4 hari, begitu listrik padam, harus manasin dari awal lagi. Weleh-weleh…..

Banyak sekali sefek samping akibat PLN yang Byar-pett. Agar hal ini diperhatikan oleh pihak yang bertanggung-jawab. Salam PLN.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun