Mohon tunggu...
Doharman Sitopu
Doharman Sitopu Mohon Tunggu... Penulis - Manajemen dan Motivasi

Seorang Pembelajar berbasis etos , Founder sebuah lembaga Training Consulting, Alumni YOKOHAMA KENSHU CENTER--JAPAN, Alumni PROAKTIF SCHOOLEN JAKARTA, Penulis buku "Menjadi Ghost Writer"--Chitra Dega Publishing 2010, Founder sebuah perusahaan Mechanical Electrical (Khususnya HVAC), Magister dalam ilmu manajemen, Memiliki impian menjadi Guru.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Rangkap Tugas, Ciri Pekerja Kekinian

25 Agustus 2021   06:30 Diperbarui: 25 Agustus 2021   06:29 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada jaman revolusi industri 4.0 ini agaknya istilah rangkap tugas bukanlah sesuatu yang asing. Seorang pekerja harus bisa multitasking. Apa sebabnya tak lain karena semakin besarnya persaingan membuat kue yang didapatkan perusahaan semakin kecil. Oleh karena kuenya semakin kecil maka secara otomatis jumlah karyawan pun harus disesuaikan. Rasionalisasi.

Sementara kalau dilihat dari item pekerjaan tidak berkurang alias sama saja.

Sedikit orang harus dapat mengerjakan banyak hal (multitasking). Terbalik dengan asas terdahulu yakni banyak orang mengerjakan sedikit hal (gotong-royong). Kedua asas ini berlaku  pada jamannya masing-masing. 

Memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri-sendiri. Jangan terlalu berharap pada asas gotong-royong memperoleh penghasilan tinggi, kendati pada asas multitasking pun tidak selamanya  menjamin penghasilan yang tinggi.

Jadi bila dipertanyakan, “Apakah perlu memamerkan keahlian lebih di tempat kerja?” maka dengan spontan saya jawab TIDAK PERLU. Tidak perlu Anda memamerkan keahlian apa pun di tempat kerja karena sebelum Anda memamerkannya Anda terlebih dahulu sudah dituntut untuk itu.

Pertanyaannya, “Bagaimana jika tidak mampu? “Anda akan terdisrupsi oleh jaman seperti tulisan saya pada https://www.kompasiana.com/doharman/6120434031a28760f21ba5b2/disruptor-ada-di-sekitar-anda  dan di   https://www.kompasiana.com/doharman/612328c206310e341504b113/kargo-laut-tak-luput-disruptor 

Bagaikan tukang ojek konvensional yang mangka di mulut gang, bagaikan taksi konvensional, bagaikan HP BlackBerry dan Nokia yang canggih, atau bagaikan Kargo laut jumbo yang harus dipanaskan setiap hari di dermaga akibat tidak ada muatan?

Ini adalah salah satu disrupsi yang mau tidak mau harus diterima oleh para pekerja sekalian. Pernahkah terpikir oleh Anda ketika petugas jalan tol digantikan oleh mesin? Atau pernahkah terpikir oleh Anda bahwa teknologo fintech, ATM, dan Internet banking telah membuat karyawan bank tidak perlu banyak-banyak? Bagaimana bank kekinian bisa beroperasi jika seorang karyawan hanya bisa melakukan satu jenis pekerjaan saja? Apakah seorang yang hanya bisa menjaga pintu tol bisa menjalankan bisnis kekinian  PT JASA MARGA?

Bisa saja pada pagi hingga siang hari serang teller sebuah bank berada di front office melayani nasabah. Namun sore hari bertugas menjadi kredit analis. Seorang Account Oficer bertugas menemui nasabah, dan sore harinya bertugas sebagai tenaga administrasi.

Double Job bukanlah suatu keharusan namun lebih kepada tuntutan jaman. Maka bagi Anda yang memiliki keahlian lebih bersyukurlah karena Anda akan bertahan lebih lama ketimbang rekan Anda yang hanya bisa mengerjakan satu keahlian saja. Ketika ditugaskan pada pekerjaan yang sedikit berbeda langsung mengeluh dan tidak produktif. Sikap demikian tidak relevan lagi pada saat ini.

Berikut ini adalah cerita seorang staff di salah satu perusahaan yang menerapkan pola manajemen kekinian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun