Mohon tunggu...
Dody Kudji Lede
Dody Kudji Lede Mohon Tunggu... profesional -

Laki-laki, gagap, sering gugup tapi cuek, Ingin belajar tapi gak pernah sekolah,suka baca tapi gak punya waktu, pekerja keras tapi belum punya kerja, pemalu tapi punya prinsip, slalu mncintai tapi tak pernah dicintai, jarang berdoa tapi takut Tuhan... Saat ini tinggal di Kupang - NTT

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ibundaku Tercinta

8 Februari 2011   11:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:47 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rentang waktu panjang melukis kisah
Kau jelajahi lorong-lorong hidup tak kenal rintang
Dalam babak bahagia kau ada
Dalam babak kesedihan pun kau ada

Hanya dengan kasih kau renda hari-hari
Tiap tarikan nafas terucap syukur
Tiap nadi berdenyut selalu teriring harapan
Tak pernah kau tontonkan kesedihan
Seolah itu memang tak pernah ada dalam hidup

Seribu pena teraut tak cukup mengisah pengorbanan
Akan tetes keringat yang tak pernah dikeluhkan
Akan tiap noktah darah perih yang tak pernah dirintihkan
Letihmu bagiku adalah inspirasi
Doamu kekuatan bagi langkah tetap menapak jejak

Kau ajarkan, hidup adalah kerendahan hati
Kau ajarkan, hidup adalah kebaikan
Kau ajarkan, hidup adalah berbagi
Kau sejajarkan kesombongan
sederajat iblis berlumur racun
Bagimu, di mana ada cahaya,
di situ nama baik dijunjung

Ibundaku tercinta
Banggaku padamu tanpa kata
Cintaku padamu memang tiada ditindakan
Namun, setiap saat seribu rinduku
ingin bersua pelukanmu
Jika tak pernah ku diajari kedewasaan
Masih ku ingin jadi anak kecil dipangkumu

Ibundaku tercinta
Pada hari jadimu ini
Ananda tunduk diam dalam sujud padaNYA
Segala doa terujar hanya bagi kekal umurmu
Maafkan ananda belum bisa jadi kebanggaan
Bahkan masih sering memberi gores perih hatimu
Sesungguhnya tak pernah henti tangisku
oleh sesal melukaimu
Selamat ulang tahun ibundaku
Selamat ulang tahun kebanggaanku.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun