Mohon tunggu...
Dody Kudji Lede
Dody Kudji Lede Mohon Tunggu... profesional -

Laki-laki, gagap, sering gugup tapi cuek, Ingin belajar tapi gak pernah sekolah,suka baca tapi gak punya waktu, pekerja keras tapi belum punya kerja, pemalu tapi punya prinsip, slalu mncintai tapi tak pernah dicintai, jarang berdoa tapi takut Tuhan... Saat ini tinggal di Kupang - NTT

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mari Kita Bicara (Negeri Kontras)

6 Januari 2012   04:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:16 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mari kita bakar mimpi-mimpi dengan kenyataan hari ini.
sebab cinta baru saja bersabda penuh angkara,
mengutuk segala angkatan yang sebelum hari ini,
sangat mengagungkannya.

Mari kita berhenti bicara tentang cinta,
sebab leher kita hanya untuk disembelih para punggawa negara ini,
yang keringat mereka dibayar dengan jilatan para sundal-sundal orang kaya...

mari kita berhenti perdebatkan adanya keadilan,
sebab di negeri ini, pemimpinnya adalah para jahanam...
yang merasa punya hak atas segala bumi
mereka bahkan mengatur bagaimana cara pelangi akan muncul.

mari kita bicara tentang hak asasi
apakah pantas sebidang tanah milik rakyat diambil paksa
dirampas penguasa yang mengatasnamakan perusahaan
lalu membunuh tanpa ampun mereka yang hanya diam.

mari kita bicara tentang kematian dan tatacara penguburan
sebab negeri ini telah mati berulangkali di tangan bajingan-bajingan licik
yang meraut penis mereka dengan emas-emas yang kotor dari Timika
dan menggosok pantat mereka dengan mangan dari Timor.

mari kita bicara tentang nafas
yang setiap hari kita tarik tersendat mendengar kabar negeri ini
yang karenanya seantero negeri ini seolah sedang menari bugil
mempertontonkan bulu kemaluan mereka yang sudah habis tercukur silet mahal.

mari kita bicara tentang nafsu
bawakan untukku Nunun atau miranda atau melinda
aku ingin memperkosa mereka dengan cara yang paling biadab
agar mereka tau seperti apa sakit hati yang sesungguhnya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun