Mohon tunggu...
Dodik Wahyu Wiratama
Dodik Wahyu Wiratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa PKTJ Tegal

seorang pemuda Indonesia yang selalu berusaha dan berdoa kepada Yang Maha Kuasa demi cita-cita.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Soe Hok Gie Aktivis Demonstran

29 November 2022   14:15 Diperbarui: 30 November 2022   09:46 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Soe Hok Gie biasa dipanggil Gie adalah pemuda keturunan Tionghoa. Soe Hok Gie lahir pada 17 Desember 1942 di Jakarta, Ketika perang tengah berkecambuk di Pasifik dimana pada era tersebut kondisi Indonesia sedang memanas ditengah proses memperjuangkan Indonesia. Soe Hok Gie memulai pendidikannya di Sin Hwa School, lalu melanjutkan di SMP Strada, dan di SMA Kolese Kanisius jurusan Sastra, Soe Hok Gie mengambil jurusan sastra karena terlahir dari keluarga yang berlatar belakang Pendidikan Sastra. Selain itu, alasannya untuk memperdalam pemikiran, ide, serta gagasan untuk membangun kesadaran politik. Setelah menyelesaikan dibangku SMA, Soe Hok Gie melanjutkan jenjang pendidikannya di Universitas Indonesia (UI) dengan mengambil Fakultas Sastra jurusan Sejarah. Soe Hok Gie mempunyai hobi mendaki gunung, Ia pernah mendaki gunung tertinggi di Pulau Jawa yaitu Gunung Semeru hingga puncak Mahameru yang menyebabkan kematiannya karena menghirup gas beracun pada 16 Desember 1965.

Soe Hok Gie merupakan seorang aktivis muda Indonesia yang memiliki kecerdasan dan keberanian besar dalam berkritik terhadap politik, budaya, hingga ekonomi Indonesia yang pada saat itu mengalami ketidakadilan banyak penyimpangan - penyimpangan oleh pejabat negara yang menyebabkan pemerintahan tidak berjalan dengan baik. Kepribadian Sok Hok Gie sudah terlihat sejak kecil, dimana pada umumnya saat usia anak hingga remaja tumbuh dengan banyak bermain, keluyuran, nongkrong, Namun Sok Hok Gie mengisi masa anak hingga remaja dengan memperbanyak membaca buku sastra, filsafat, sejarah, dan buku tokoh yang berperan besar dalam mengubah dunia seperti Gandhi, Martin Luther, Kartini. Pada bangku SMA Soe Hok Gie semakin menggeluti dunia sastra sejarah, dari sinilah kesadaran dunia politik mulai bangkit didukung dengan kondisi politik Indonesia yang tidak berjalan baik. Soe Hok Gie pun semakin tajam dalam mengkritiknya.

sumber : https://tirto.id/widarta-tokoh-pki-dalam-peristiwa-tiga-daerah-yang-terlupakan-ex61 
sumber : https://tirto.id/widarta-tokoh-pki-dalam-peristiwa-tiga-daerah-yang-terlupakan-ex61 

Akhir pemerintahan Presiden Soekarno terjadi banyak penyimpangan politik seperti korupsi, kolusi, dan nepotisme. Mulai dibentuknya demokrasi terpemimpin yang mengarah otoritarianisme, praktik kolusi dan nepotisme (dengan sistem siapa yang berkoneksi akan diuntungkan), hingga penyelewengan kekuasaan dimana dana revolusi yang dikumpulkan keringat rakyat dan karcis-karcis bioskop dipakai berfoya-foya oleh pemerintah pusat luar negeri. Saat inilah Sok Hok Gie semakin peduli dan peka terhadap masalah ketidakadilan dan penyalahgunaan kedaulatan yang dirasakan masyarakat Indonesia ditengah kepemimpinan Soekarno. Sok Hok Gie mulai berorasi dengan menulis kritik tajam dan mengirim diberbagai media. Hal ini memiliki tanggapan positif dan berbagai dukungan dari masyarakat. Namun ada juga orang yang tidak suka dengan hal ini dan meneror Soe Hok Gie.

Selain itu, penyimpangan pandangan ideologi terjadi, bermula saat terbentuknya Partai Komunis Indonesia (PKI). PKI merupakan partai besar dan sudah terbukti bahwa pada saat pemilu PKI masuk kedalam 4 besar partai dengan suara tertinggi. Hal ini menggambarkan bahwa saat itu masyarakat banyak yang menjadi pengikut PKI yang menghianati negara. Karena PKI memiliki tujuan untuk mengubah ideologi Pancasila menjadi ideologi Komunis, dimana ideologi komunis tidak akan memberikan kebebasan bagi masyarakat untuk berpendapat. Masyarakat yang tidak sejalan dengan tujuan PKI akan diberantas secara membabi buta. Bahkan Cara yang dilakukan PKI untuk mewujudkan tujuannya hingga membunuh 6 Jenderal Besar dan 1 perwira yaitu Jenderal Ahmad Yani, Letjen Suprapto, Letjen S. Parman, Letjen M.T. Haryono, Mayjen D.I Panjaitan, Mayjen Sutoyo, dan Lettu Pierre Tendean.

Pasca penggulingan Soekarno, Indonesia dikuasai rezim militer Orde Baru dan Presiden Soekarno digantikan oleh Presiden Soeharto. Soeharto mempunyai latar belakang sebegai purnawirawan TNI AD berpangkat Jenderal Besar. Hal ini membuat Soeharto risih dengan PKI dan bertekad kuat ingin menumpas. Walaupun masalah terkait PKI cukup berhasil diatasi, terutama dalam merekrut anggota TNI yang bebas dari keturunan PKI. Namun, pemerintahan Soeharto justru terjadi masalah yang cukup besar yang membuat Soeharto tidak lagi dipercaya oleh rakyatnya. Masalah tersebut membengkaknya hutang Indonesia terhadap pihak asing dan Indonesia tidak bisa membayar hutang yang menyebabkan Krisis Ekonomi. 

Banyak rakyat yang demonstrasi besar-besaran hingga mengutarakan untuk pelengseran Presiden Soeharto. Soe Hok Gie memimpin 50 mahasiswa UI Fakultas Sastra menuju Rawamangun yang berjarak 4 km, demonstrasi berjalan dengan anarkis. Kelompok yang dipimpin Soe Hok Gie mengacaukan lalu lintas disepanjang jalan yang dilalui. Masalah terus berlanjut dan tidak dapat teratasi sehingga Presiden Soeharto mundur pada 21 Mei 1998. Jiwa muda Soe Hok Gie perlu diapresiasi karena banyak pemuda yang tidak memikirkan hal tersebut ditengah pemerintahan yang mengalami penyelewengan. Keberanian, kemampuan berorasi, cerdas, berpikir kritis perlu dicontoh dan diterapkan pada pemuda zaman sekarang agar permasalahan yang terjadi dimasa lalu tidak terjadi kembali

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun