Mohon tunggu...
Dodi Kurniawan
Dodi Kurniawan Mohon Tunggu... Guru - Simplex veri sigillum

Pengajar di SMA Plus Al-Wahid

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Musik Klasik yang Mengusik

8 Juni 2022   09:14 Diperbarui: 9 Juni 2022   06:07 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Barangkali setidaknya sejak usia 9 atau 10 tahunan, saya mulai mengenal musik rock. Deep Purple asal Inggris merupakan band yang lagu-lagunya menyemaikan benih-benih kagandrungan saya akan musik cadas ini.  Gitaris band ini, Richard 'Ritchie' Hugh Blackmore dikenal sebagai pelopor dalam memadukan unsur musik klasik ke dalam aransemen musiknya. Ode to Joy yang merupakan gerakan ke-4 dari Simfoni ke-9 Beethoven pertama kali saya dengar lewat komposisi yang dimainkan Blackmore bersama Rainbow setelah ia meninggalkan Deep Purple. Lagu yang berisi bagian dari Simfoni ke-9 Beethoven tersebut adalah Difficult to Cure. Lagu kesembilan dari album Rainbow dengan nama yang sama Difficult to Cure.

Melalui kaset yang diputar entah berapa ratus kali itu musik klasik mengendap di bawah alam bawah sadar. Satu tambahan warna dalam palet musikal saya yang beberapa tahun setelahnya mendorong untuk lebih mengenal musik klasik. 

Ada yang menarik dari lagu Difficult to Cure yang berisi Ode to Joy-nya Beethoven ini. Lirik lagu yang dinyanyikan dalam simfoni Beethoven aslinya merupakan bagian dari puisi karya pujangga Jerman Friedrich Schiller yang berjudul An die Freude (to the Joy). Beethoven menempatkan An die Freude sebagai bagian akhir dari simfoninya. Demikian pula halnya lagu Difficult to Cure oleh Blackmore disimpan sebagai lagi terakhir pada albumnya tersebut. Kemudian, secara pesan moral, Blackmore seakan mengingatkan bahwa derita dalam hidup ini memang merupakan bagian dari kodrat kehidupan sehingga tidak mungkin untuk ditiadakan (difficult to cure) maka tugas kita adalah menjalaninya dengan bahagia (to the joy).

Sekilas tentang Musik Klasik

Menurut beberapa sumber, musik klasik dipahami sebagai komposisi apa pun yang muncul selama era klasik, yang mencakup tahun 1750 hingga 1820. Gaya musik ini lahir sebagai bentuk perlawanan terhadap aturan ketat musik barok yang ditandai dengan struktur horizontalnya di mana beberapa melodi berlapis-lapis pada saat yang bersamaan.

Abad ke-18 dan ke-19 adalah periode pembentukan musik klasik dan menyaksikan kelahiran opera dan oratorio, sonata, konserto, dan simfoni. Seniman Italia adalah yang pertama mengembangkan genre ini, tetapi orang Jerman, Austria, dan Inggris segera menyusul. Musik klasik muncul dengan mengambil unsur-unsur dari tradisi musik Barat lainnya, baik liturgis maupun sekuler, seperti musik Yunani Kuno atau Roma Kuno, dan mengalami sintesis dengan musik tradisi wilayah baru.

Dalam era klasik ini musik lahir pula tiga jenis komposisi musik: sonata, musik yang ditulis untuk berbagai instrumen; simfoni, musik yang dibawakan oleh orkestra; dan konserto, komposisi orkestra yang dibawakan oleh berbagai instrumen.

Lalu apa perbedaannya dengan musik barok?

Saya mengutip penjelasan dari Justin Wildridge dalam laman pribadinya dengan judul The Differences Between Baroque and Classical Music:

"Salah satu perbedaan menonjol antara periode-periode penting musik klasik Barat ini adalah perubahan dalam pemikiran kreatifnya. Musik barok seperti yang dapat kita dengar dengan jelas dalam musik komposer seperti J.S. Bach adalah kompleksitas tekstur dan dominasi penulisan polifonik. Periode Klasik bergerak secara dramatis dari gaya komposisi yang padat dan rumit ini menuju garis melodi dan iringan yang jelas; atau homofoni. Ini tidak berarti bahwa Mozart atau Haydn misalnya, meninggalkan bentuk musik dan fitur fugue sebelumnya di kedua karya komposer ini, khususnya String Quartet."

Secara sederhana saya memahaminya sebagai gerakan penyederhanaan namun tetap mempertahankan spirit musikalnya. Keduanya, barok dan klasik, lahir pasca terbitnya masa renaisans di Eropa. Untuk itu tidak heran meskipun Bach merupakan figur penting dalam era barok, ia dinobatkan sebagai Bapak Musik Klasik walaupun ia kemudian justru 'diberontak' oleh penerusnya melalui gerakan klasisisme. J.J. Abernathy dalam tulisannya di The Spectrum menyatakan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun