Mohon tunggu...
Dodi Kurniawan
Dodi Kurniawan Mohon Tunggu... Guru - Simplex veri sigillum

Pengajar di SMA Plus Al-Wahid

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Farewell, My Dear Ramadan!

1 Mei 2022   11:58 Diperbarui: 1 Mei 2022   15:20 774
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://muslimvillage.com/

Ramadan tahun lalu (2021), tepat satu hari jelang Idulfitri 1442 H, saya menulis The Last Sahur (Sahur yang Terakhir). The Last Sahur adalah sebuah permainan kata dari The Last Supper. Sebuah perjamuan atau makan malam terakhir yang dilakukan oleh Yesus bersama para sahabat beliau---sebelum tengah malamnya beliau ditangkap, dihakimi dan dijatuhi eksekusi hukum salib jelang sore harinya.

Hari ini, Minggu, 1 Mei 2022 bertepatan dengan hari ke-29 Ramadan 1443 H. Bila besok adalah Idulfitri, 1 Syawwal 1443 H, maka sahur dini hari tadi merupakan sahur yang terakhir, The Last Sahur. 24 jam sejak kemarin Maghrib hingga saat berbuka nanti adalah hari terakhir Ramadan kita. Masyhur diriwayatkan betapa Rasulullah saw bersedih atas berakhirnya bulan Ramadan.

Suatu ketika Rasulullah saw. pernah berkata, "Apabila malam terakhir bulan Ramadhan tiba, maka menangislah langit, bumi, dan para malaikat karena musibah menimpa umat Muhammad SAW."

Kemudian sahabat bertanya tentang musibah apa yang akan menimpa mereka.

Beliau menjawab, "Perginya bulan Ramadhan, karena di bulan Ramadhan itu semua doa diijabah, semua sedekah diterima, semua kebaikan dilipatgandakan pahalanya dan siksa ditolak (dihentikan)." (Diriwayatkan dari Jabir).

Menurut Rasulullah saw. bila saja kita mengetahui keberkatan Ramadan, maka kita akan berharap sepanjang tahun adalah Ramadan.

Ramadan dan Shalat

Ada sebuah maqalah (perkataan) yang dikenal luas bahwa ash-shalatu mi'rajul-mu'min (shalat adalah mikrajnya seorang mukmin). Perkataan ini banyak disebut sebagai hadits. Namun, menurut beberapa sumber perkataan tadi bukanlah dari hadits. Akan tetapi satu hal yang bisa kita petik bahwa ungkapan tentang shalat ini mengandung pelajaran tentang keutamaan ibadah tersebut.

Shalat adalah satu-satunya bentuk ibadah yang diajarkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad saw dengan maksud sebagai sarana komunikasi secara langsung antara hamba dan Khaliknya. Shalat yang hidup tergambar dari sabada Rasulullah saw ketika beliau menjelaskan tentang makna ihsan: "Engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya. Namun, jika engkau tidak bisa melakukannya, maka sesungguhnya Dia melihatmu." (HR. Muslim)

Kalimat 'seakan-akan mengkau melihat-Nya' menggambarkan tingkat tertinggi seorang mushalli (orang yang mengerjakan shalat) dalam shalatnya. Ia layaknya tengah bercakap-cakap dengan Allah SWT. Sementara kata-kata 'jika engkau tidak bisa melakukannya, maka sesungguhnya Dia melihatmu' menggambarkan keadaan saat seorang mushalli belum bisa mencapai keadaan 'seakan-akan mengkau melihat-Nya', setidaknya ia memiliki keyakinan bahwa gerak-geriknya sebagai pemohon ditilik oleh Sang Termohon. Inilah makna ihsan dalam ibadah shalat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun