Mohon tunggu...
Dodik Suprayogi
Dodik Suprayogi Mohon Tunggu... Lainnya - Independen

Independen

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Alpukat dan Pohon Warisan Keluarga

20 Maret 2023   07:53 Diperbarui: 20 Maret 2023   07:56 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Barisan Pohon Alpukat (Dokpri)

"Bien iki tak tandur pas sampean sek brangkang, sakiki wes uwoh sampean sing manen (Dulu ini saya tanam waktu kamu masih merangkak/kecil, sekarang sudah berbuah, kamu yang memanennya)" Kata Eyang Kakung.

Kebun belakang rumah kakek tidaklah luas, namun cukup untuk menanam beberapa tanaman buah-buahan. Ada mangga manalagi, mangga podang, mangga gadung, rambutan, beberapa pohon pisang ulin dan pisang ambon, srikaya, nangka, sukun, sawo, pepaya, belimbing, buah naga dan kelengkeng.

Namun, yang paling istimewa pastilah pohon alpukat. Tidak hanya manfaatnya, namun historisnya bagi keluarga yang cukup mendalam.

Sebenarnya selain pohon alpukat, ada juga pohon mangga yang konon menurut eyang putri ditanam sudah sejak zaman buyut masih gesang (hidup).

Yah sebenarnya sudah cukup tua untuk ukuran pohon buah-buahan, dan harus diremajakan, tetapi masih butuh persetujuan eyang putri dan eyang kakung untuk menebangnya.

Kembali lagi ke pohon alpukat, terdapat 10 pohon alpukat yang ditanam oleh eyang kakung di kebun belakang rumah.

Cerita awalnya, dulu eyang putri nyidam makan buah alpukat, kemudian oleh eyang kakung dibelikan buah alpukat di pasar. Sisa bijinya inilah yang ditanam secara menyebar di kebun belakang rumah. Sehingga di usia pohon 10 sampai 12 tahunan baru berbuah. Berbeda dengan pohon buah yang berasal dari cangkok atau stek yang relatif cepat berbuah.

Terdapat dua pohon alpukat yang ditanam yaitu alpukat miki dan alpukat mentega. Pernah menanam pohon alpukat kendil namun mati. Jika ditanya, alpukat mana yang paling lezat ya dua-duanya pasti lezat.

Panen Alpukat (Dokpri)
Panen Alpukat (Dokpri)

"Kenapa banyak nanam pohon alpukat kung?" Tanyaku ke eyang kakung

"Ben, menowo eyang putrimu ngidam alpukat ora usah adoh-adoh nang pasar, kari budhal nang kebonan wae ( Biar kalau nenekmu nyidam buah alpukat tidak usah jauh-jauh pergi ke pasar, biar tinggal main ke kebun saja" Kata eyang kakung.

Selain itu kata eyang kakung, pohon alpukat itu umurnya panjang, jadi biar anak cucu buyut pipitnya bisa menikmatinya kalau berkunjung ke rumahnya meski beliau sudah tidak ada. Tujuannya ya agar anak cucu pipitnya tetap guyub rukun.

Saking melimpahnya hasil panenan alpukat, biasanya eyang kakung membaginya ke tetangga, saudara atau jika masih banyak lebih dijual ke pasar tradisional. Lumayan buah beli soto dok katanya.

Tidak hanya panen buahnya, kita juga bisa panen udara yang segar, dinikmati makluk hidup lainnya, tetangga, dan buat lingkungan rumah ijo royo royo kalau ada pohon alpukat. 

Sedihnya, karena dampak cuaca buruk beberapa saat yang lalu melanda wilayah rumah eyang kakung, 3 pohon alpukat tumbang dihantam hujan angin kencang.

Sekarang, eyang kakung sedang menanam 10 pohon alpukat kembali yang di dapatnya dari bibit pembagian dari desa.

"Sok, anakmu sing bakal manen (Nanti, anakmu yang bakal memanennya)" Kata eyang kakung.

Begitu dalamnya makna pohon alpukat bagi keluarga kami, saya pun juga tidak mau ketinggalan untuk "menabung" menanam pohon alpukat dalam pot atau tabulapot. Meski belum tau kapan punya rumah sendiri dan tinggal dimana, sejak 2 tahun yang lalu sudah saya siapkan. 

Satu pesan terpenting kata eyang kakung kalau mau nanam pohon alpukat, " Ojo ditandhur ning ngarep omah, ulere akeh yen rendheng, mengko gilo (Jangan ditanam di depan rumah, banyak ulatnya kalau musim hujan, nanti geli"

Pohon alpukat tabulapot (dokpri)
Pohon alpukat tabulapot (dokpri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun