Mohon tunggu...
Dodi Bayu Wijoseno
Dodi Bayu Wijoseno Mohon Tunggu... Administrasi - Belajar, membuat hidup lebih indah

Penyuka Sejarah, hiking dan olah raga

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

5 Fakta Gunung K2, Gunung yang Lebih Sulit Didaki dari Gunung Everest

30 Mei 2020   07:00 Diperbarui: 31 Mei 2020   10:27 7483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gunung K2. Sumber gambar: mariachily -flickr.com/wikimedia.org

Gunung K2 pertama kali disurvei sebagai bagian dari British Survey of India pada tahun 1856 oleh T.G.Montgomery. Dinamakan K2 karena Gunung tersebut ditemukan di Karakoram Range di timur laut Himalaya di perbatasan negara Pakistan dan China saat ini.

Ketika para surveyor melakukan survey gunung di sana, mereka memberikan nomor K pada setiap gunung yang ada di sana berdasarkan ketinggian puncaknya, yang kemudian dituliskan sebagai K1, K2, K3 dan lain sebagainya. Kemudian mereka bertanya kepada orang-orang lokal apa sebutan untuk gunung-gunung ini. 

Khusus untuk K2 yang letaknya terpencil, bahkan hingga hari ini, yaitu sekitar 75 mil dari desa terdekat, tidak ada nama lokal yang bisa disepakati sehingga nama K2 tetap digunakan untuk menyebut nama Gunung ini meski ada sejumlah nama tak resmi, salah satunya adalah Gunung Godwin Austen, diambil dari nama orang yang pertama kali mendakinya.

2. Gunung K2 dijuluki "Gunung Kejam" karena sangat berbahaya untuk didaki.

Para pendaki di Gunung K2. Sumber gambar: explorego.com/ 
Para pendaki di Gunung K2. Sumber gambar: explorego.com/ 

Di kalangan para pendaki profesional Gunung K2 dijuluki sebagai "savage mountain" karena sangat berbahaya untuk didaki. Gunung ini memang memiliki ketinggian yang lebih rendah dibandingkan dengan puncak Everest namun menurut sejumlah pendaki profesional memerlukan upaya ekstra yang lebih besar untuk menggapai puncaknya dibandingkan dengan Gunung Everest.

Sebagai gambaran, mengutip artikel karya Sarah Gibbens dari laman nationalgeographic.com yang berjudul "Climbers Set Off to Be First to Summit World's Most Notorious Mountain in Winter" yang dipublikasikan pada akhir Desember 2017, sampai tahun 2017 hanya ada sekitar 306 pendaki yang berhasil mencapai puncak K2, dan sekitar 84 orang meninggal di gunung tersebut selama proses pendakian.

Pada tahun yang sama telah ada lebih dari 4,000 pendaki yang mampu mencapai puncak Everest, dan menurut sejumlah informasi sekitar 300 orang pendaki meninggal selama proses pendakian Gunung Everest. Bahkan di tahun 2019 yang lalu.

Menurut situs wanadri.or.id pada bulan Mei 2019 sebanyak 885 pendaki berhasil menggapai puncak Everest sekaligus mencatatkan rekor pendakian terbanyak pada musim pendakian gunung tertinggi di dunia tersebut.

Melansir informasi dari laman nationalgeographic.com, Gunung K2 sangat berbahaya karena kombinasi berbagai elemen. Puncaknya memang lebih rendah sekitar 200-an meter dibandingkan dengan puncak Everest namun memiliki topografi alam yang lebih berat daripada Gunung Everest dengan hanya sedikitnya medan datar. 

Menurut sejumlah pendaki profesional yang pernah mendaki ke sana medan datar di K2 sangat sedikit, ada sedikit medan datar di punggungan gunung pada ketinggian sekitar 7,000an meter lalu selanjutnya didominasi oleh medan-medan vertikal. 

Di atas ketinggian 8,000 meter sudah memasuki zona kematian dengan rawannya longsoran salju tiba-tiba (avalanche) dan longsoran batu-batuan yang bisa mengancam nyawa para pendaki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun