Tajamnya pedang-pedang tersebut adalah simbol tajamnya perebutan kekuasaan. Perebutan tak hanya melalui adu pedang namun mengerahkan sihir dan naga terbang.
Selain perebutan kekuasaan Stark vs Lannister ada pula wangsa Targayen yang tersingkir dan berusaha merebut kembali singgasana besi melalui Daenerys Targayen.Â
Di utara Westeros ada ribuan zombie yang juga ikut memperebutkan kekuasaan. Zombie ini menjadi musuh bersama para wangsa yang bermusuhan.
Tidak kalah menariknya  GoT tidak memiliki peran utama. Semua tokoh memiliki posisi penting di saat setting tertentu. Tidak ada tokoh hitam putih. Semua tokoh abu-abu.
Tokoh Arya Stark yang diperankan Maisie William mengalami evolusi karakter yang semula gadis lucu menjadi gadis tegar dan berdarah dingin menyusul dipancungnya sang ayah oleh raja Joffrey Baratheon.
Atau tokoh Jaime Lannister yang dijuluki Jagal Raja (King's Slayer) karena menusuk dari belakang raja yang seharusnya ia jaga. Dengan ringannya membunuh sepupunya agar lolos dari kurungan. Namun di lain episode ia begitu simpati dan belas kasih menolong Brienne of Tarth, orang yang mengawal pulang ke King's Landing.
Ketidakhadiran tokoh yang sepenuhnya protagonis dan sepenuhnya antagonis membuat para pemerannya bebas mengembangkan kemampuan aktingnya. Mungkin yang paling menarik adalah akting Peter Dinklage yang memerankan Tyrion Lannister.Â
Lelaki cebol yang diputuskan hukuman mati oleh ayahnya sendiri Tywin Lannister. Tokoh Tyron Lannister tercatat muncul di 67 episode atau sebagai tokoh yang paling banyak muncul dalam serial GoT.
GoT juga berhamburan dengan kutipan-kutipan yang menjadi identitas  para tokohnya. Tywin Lannisterpernah berkata,"Any man who must say "I am the king" is no true king".Â
Setiap orang yang mengatakan "Akulah Raja bukanlah Raja sebenarnya. Atau identitas seorang Lannister yang selalu membayar hutangnya. (The Lannister always pays his debts) yang berulangkali dikatakan Tyron Lannister.