Mohon tunggu...
Doddy Salman
Doddy Salman Mohon Tunggu... Dosen - pembaca yang masih belajar menulis

manusia sederhana yang selalu mencari pencerahan di tengah perjuangan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Anies, Covid-19 dan "di Rumah Aja" yang Dilupakan

1 Desember 2020   13:13 Diperbarui: 1 Desember 2020   13:35 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan siang ini 1 Desember 2020 resmi menyatakan dirinya positif terinfeksi Covid-19. 

Sebelumnya wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria juga dinyatakan positif Covid-19. Anies mengaku akan melakukan karantina mandiri. Pekerjaannya sebagai pemimpin ibu kota akan dilaksanakan secara virtual.

Kabar positifnya Gubernur DKI Jakarta positif Covid-19 memiliki banyak makna. Makna utama adalah penyebaran virus corona di Indonesia khususnya DKI Jakarta  memasuki skala yang makin luas. 

Penambahan jumlah masyarakat yang positif Covid-19 adalah sinyal betapa upaya pencegahan penyebaran dan penularan yang dilakukan pemerintah belum mencapai hasil yang diinginkan. Hingga kemarin jumlah masyarakat Indonesia yang positif covid-19 sudah lebih dari setengah juta jiwa. Hampir 17 ribu oran di antaranya wafat.

Masyarakat Indonesia, termasuk di Jakarta, sepertinya sudah mengalami apatisme. Mereka sepertinya  sudah tidak peduli apakah tertular atau menularkan virus. 

Persoalan ekonomi khususnya mencari rezeki  menjadi motif utama mereka keluar rumah dan hilir mudik bepergian. Sebagian lagi mengalami stress karena harus mendekam sekian lama di rumah. 

Perlu pelepasan. Dan akhirnya bepergian bersama keluarga tamasya mencari hiburan. Ramainya kota-kota wisata selama cuti bersama adalah indikasi yang jelas terpampang di depan mata.

Ada pula yang mencari pembenaran dalam diri bahwa covid-19 adalah bohong. Tak ada. Yang ada hanya konspirasi kebohongan yang sengaja dibuat agar industri kesehatan menarik keuntungan sebesar-besarnya melalui penjualan alat-alat kesehatan dan obat-obatan. Jumlahnya pastinya tidak sedikit.

Di sisi lain pemerintah sebagai administrator juga banyak melakukan keputusan-keputusan yang membingungkan. Lihat saja di awal pandemi merebak. Slogan yang dimasyarakatkan adalah 1. Di rumah saja 2. Mencuci tangan dengan sabun atau handsanitizer 3.Menggunakan masker 4. Jaga jarak .

Kini setelah 9 bulan berlalu kalimat di rumah aja sudah hilang. Istilah WFH alias work from home sudah lenyap.Di rumah aja sudah dilupakan. Mengapa demikian? Karena jika di rumah saja banyak anggota masyarakat yang tidak bisa mencari nafkah. Masyarakat bingung dengan slogan iklan layanan masyarakat yang menganjurkan untuk di rumah saja. 

Biar kami yang bekerja. Lho apakah kami yang bukan wartawan, pekerja media, artis youtuber harus mendekam di rumah tak boleh mencari nafkah? Belum lagi kebijakan menteri pendidikan yang membolehkan sekolah untuk kembali tatap muka di tengah gencarnya kenaikan masyarakat yang terinfeksi virus mematikan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun