Mohon tunggu...
Doddy Salman
Doddy Salman Mohon Tunggu... Dosen - pembaca yang masih belajar menulis

manusia sederhana yang selalu mencari pencerahan di tengah perjuangan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ketika Presiden RI "Hilang" Saat Debat

10 Januari 2019   05:07 Diperbarui: 10 Januari 2019   05:17 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Good evening. The television and radio stations of the United States and their affiliated stations are proud to provide facilities for a discussion of issues in the current political campaign by the two major candidates for the presidency. The candidates need no introduction. The Republican candidate, Vice President Richard M. Nixon, and the Democratic candidate, Senator John F. Kennedy."

 Tahapan pemilihan presden 2019 memasuki tahapan lanjutan yaitu debat kepresidenan. Debat kepresidenan adalah terjemahan bebas istilah "presidential debates" yang umum dipakai ilmuwan barat (Amerika khususnya) ketika mereka membahas suatu tahap pemilihan presiden dengan berbagai implikasi yang dihadapinya. Selama ini di Indonesia istilah "debat kepresidenan" masih jarang digunakan daripada kalimat "debat calon presiden" (debat capres) yang marak dipakai media arus utama maupun daring. Istilah "debat capres" mengindikasikan pada suatu kegiatan debat antar calon presiden. Sepertinya tidak ada yang salah dengan istilah ini namun pemilu presiden (pilpres) sesungguhnya tidak selalu menampilkan "calon presiden". Dampak penggunaan istilah debat capres terlihat dengan tidak disapanya petahana dengan sapaan presiden kala debat berlangsung. Presiden Republik Indonesia "menghilang" selama debat berlangsung. Ini seharusnya menjadi persoalan serius.

Pilpres ada kalanya juga menampilkan petahana (incumbent) alias presiden yang sedang menjabat. Di Indonesia dari tiga kali pilpres maka sudah ada dua petahana yang berlaga yaitu Presiden Megawati Soekarnoputri (pilpres 2004) dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) (pilpres 2009). Presiden Megawati hanya satu periode (2001-2004) sementara Presiden SBY menjabat dua periode (2004-2014).Tahun ini Presiden Joko Widodo menjadi petahana dalam debat pilpres nanti. Sebelumnya di tahun 2014 debat kepresidenan hanya diikuti para calon presiden karena petahana (SBY) sudah menjabat dua periode sehingga mustahil ikut lagi.

Penggunaan istilah debat capres berimplikasi pada praktek debat. Seluruh kandidat presiden dianggap sebagai "calon". Tak ada petahana. Padahal posisi mereka yang sedang menjabat presiden tidaklah sama dengan posisi calon presiden. Dalam debat petahana akan menyampaikan seluruh keberhasilan kerjanya, prestasi, janji-janji program yang ia klaim sudah dilaksanakan. Sementara calon presiden akan mengevaluasi kerja petahana, memberikan kritik, mengajukan program dan janji yang ia klaim akan lebih baik daripada program kerja petahana. Intinya petahana akan sering menyebut kata "sudah" dan calon presiden akan banyak menyebut kata "akan" dalam narasi pembicaraannya.

Penyebutan seluruh kandidat presiden sebagai "calon" artinya memposisikan situasi tidak perlunya evaluasi kinerja petahana. Apa perlunya mengevaluasi karena toh petahana tidak ada. Posisi ini tentunya menguntungkan petahana karena luput dari kejaran pertanggungjawaban kinerja karena dalam debat posisinya menjadi "calon" alih-alih petahana. Petahana yang tidak punya prestasi dan gagal mengeksekusi program kerjanya tentunya senang karena diuntungkan dengan menempati posisi sebagai "calon" presiden. Sebaliknya jelas merugikan petahana yang kinerjanya ia klaim baik sebagai pelaksanaan janji-janji program kerja. Penantang petahana juga sangat dirugikan karena evakuasi kerja petahana sejak awal sudah dihilangkan dan tidak dimungkinkan karena posisi kandidiat seluruhnya adalah "calon presiden".

Evaluasi kinerja sebagai petahana memang bisa berdampak positif maupun negatif. Namun tidak ada kesempatan yang lebih baik dalam menjelaskan atau membantah kritikan untuk petahana selain dalam debat kepresidenan yang pastinya menjadi pusat perhatian masyarakat. Begitu juga dengan posisi penantang petahana sebagai calon presiden sesunguhnya bahwa tidak ada waktu yang lebih baik mengevaluasi dan mengkritik petahana selain saat debat.

Penyebutan posisi terakhir kandidat presiden sudah menjadi tradisi dalam debat kepresidenan Amerika Serikat. Seperti kutipan pembuka tulisan ini yang berasal dari ucapan pembawa acara Howard K.Smith dari CBS kala membuka debat kepresidenan antara wakil presiden Richard M.Nixon dengan senator John F. Kennedy 26 September 1960 (Lehrer, 2011). Posisi terakhir kandidat presiden disebut tanpa menyamaratakan dengan sebutan calon presiden saja.

Debat kepresidenan adalah tahapan penting pemilihan presiden di Indonesia. Para kandidat adalah calon terbaik yang akan memimpin rakyat Indonesia lima tahun ke depan. Jadi sampaikanlah "Selamat malam seluruh rakyat Indonesia. Dari Hotel Bidakara Jakarta saya Ira Koesno dan dan Imam Priyono mengucapkan selamat datang dalam debat kepresidenan pertama pemilihan presiden 2019 antara petahana Presiden Joko Widodo dengan penantangnya Ketua Umum Partai Gerindra Letnan Jendral Purnawirawan Prabowo Subianto".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun