Mohon tunggu...
Doddy Salman
Doddy Salman Mohon Tunggu... Dosen - pembaca yang masih belajar menulis

manusia sederhana yang selalu mencari pencerahan di tengah perjuangan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mempertanyakan Konsistensi Politik Amien Rais

12 November 2017   06:25 Diperbarui: 13 Desember 2017   09:30 2961
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.liputan6.com

Tidak ada musuh dan kawan abadi. Yang ada hanyalah kepentingan abadi. Adagium ini sepertinya masih berlaku di dunia politik Indonesia. Kawan dan lawan  bisa seketika berganti. Utamakan hasil. Proses hanyalah proses.Tak perlu dipersoalkan. Ada 1000 jalan menuju Roma dan ada 1000 jalan menuju kekuasaan.Mungkin itulah yang bisa mendasari tingkah laku politisi di Indonesia.Menjadi lawan di satu pilkada tak berarti mustahil menjadi kawan di pilkada lain.Kita ambil contoh dengan pilkada Gubernur Sumatera Utara 2018.

Panggung politik Sumatera Utara tentu tidaklah sama ketika Ahmad Mumtaz Rais berencana maju dalam pemilihan Gubernur dan Wagub propinsi Sumatera Utara 2018.Sebelumnya Mumtaz pernah menjadi angggota DPR RI  periode 2009-2014 dari Partai Amanat Nasional (PAN) mewakili kabupaten Cilacap dan kabupaten Banyumas.Suami Futi Zulya Savitri, putri ketua MPR Zulkifli Hasan sekaligus ketua umum PAN. Sampai di sini tidak ada persoalan nampaknya. Namun ketika dijelaskan bahwa putra ketiga Amien Rais ini maju sebagai calon wakil gubernur mendampingi calon gubernur bernama JR Saragih dari partai Demokrat pertanyaan pun muncul:Koq bisa?

Dari sisi politik Sumatera Utara bersatunya Demokrat (JR Saragih) dan Mumtaz Rais (PAN) memang terlihat logis. PAN dengan 6 kursi tidak mungkin maju sendirian. Sementara Demokrat dengan 14 kursi tidak mungkin maju sendirian karena tidak memenuhi batas mengajukan calon sendiri. "Perkawinan" demokrat dan pan tidaklah mustahil. Ketua Umum Partai Demokrat SBY juga menjadi Hatta Rajasa, ketua umum PAN terdahulu. Namun bagaimana dengan pertanyaan konsistensi?

Pertanyaan koq bisa layak diajukan dikaitkan dengan sikap tindak  dan pernyataan ayah dari Mumtaz, Amien Rais. Dalam  acara Milad Muhammadiyah ke-108/105 H di Panceng Gresik Jawa Timur bapak reformasi itu mengaku heran dengan ulama yang tidak mengharamkan orang kafir menjadi pemimpin. Menurut mantan ketua umum Muhammadiyah tersebut ulama yang memperbolehkan pemimpin kafir belum memahami benar ajaran agama Islam.

Dalam orasi damai 2410 Amien menyatakan bahwa jika kalau Allah menginginkan makar, tokoh-tokoh kafir di sisi Jokowi tidak ada artinya. Tokoh kafir di sini tentunya adalah tokoh-tokoh bukan pemeluk Islam. Namun dengan berita bahwa Mumtaz Rais akan maju pilkada Sumatera Utara 2018  sebagai  calon wakil gubernur bersama dengan JR Saragih, seorang pemeluk Kristen Protestan, sebagai calon gubernur apakah kata-kata Amien sebelumnya menjadi tidak berlaku?

Konsistensi memang menjadi kunci dalam meneropong sikap tindak para politisi, termasuk politisi Indonesia. Konsistensi menurut kamus adalah ketetapan dan kemantapan dalam bertindak. Ketaatasasan. Sedangkan konsisten adalah tetap. Tidak berubah-ubah.Ajek.Taat asas.Selaras.Sesuai. Seorang politikus yang tidak goyah dengan ideologi perjuangannya disebut politisi yang konsisten.Ia tidak goyah dengan godaan dan halangan. Ketika menyatakan perang terhadap korupsi ia konsisten dengan memulai dari dirinya untuk tidak korupsi.Ketika menyatakan menolak pemimpin kafir maka ia terus menerus menolak siapapun pemimpin kafir. Dan bukannya berubah ketika istri,anak, cucu atau  famili maju ke pemilihan kepala daerah.

Atau memang sebetulnya konsisten untuk mencari kekuasaan tanpa urusan cara bagaimana meraihnya?

Info terakhir Partai Amanat Nasional sudah resmi mengajukan Edy Rahmayadi sebagai calon gubernur Sumatera Utara di pilkada 2018. Edy akan didampingi Musa Rajekshah sebagai calon wakil gubernur Sumatera Utara. Pencalonan resmi ini merupakan kelanjutan atas bantahan DPP PAN dan pihak Amien Rais soal pencalonan Mumtaz Rais sebagai calon wakil Gubernur Sumatera Utara berpasangan dengan JR Saragih. 

Meski demikian pendaftaran resmi calon gubernur dan calon wakil gubenur Sumatera Utara akan dilakukan 1-7 Januari 2018. Dengan demikian masih ada kemungkinanan kejutan di awal tahun depan. Dengan pengajuan resmi calon PAN maka sepertinya mustahil Mumtaz Rais maju menjadi calon wakil gubernur. Namun politik adalah seni ketidakpastian. Kita simak saja nanti pengumuman resmi KPUD Sumatera Utara 8 Januari 2018 nanti

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun