Mohon tunggu...
Doddi Ahmad Fauji
Doddi Ahmad Fauji Mohon Tunggu... Editor - Jurnalis Mandiri, penulis puisi, aktivis tani ternak

Another Voice

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Membunuh Waktu (4)

2 Juni 2022   09:51 Diperbarui: 2 Juni 2022   10:15 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dan aku terus berjalan, mendekati bau tanah
pohon-pohon tampak makin tua dan meranggas
jadi amsal, betapa telah kuhabiskan sekian kesempatan
demi sesuatu yang sia-sia. Memang lengkung langit
masih yang kemarin juga, tapi tak kutemukan bintang
dan apakah bulan telah meledak?
kiamat apakah gerangan ini namanya?
terasa roda waktu berjalan lebih cepat
rasanya baru kemarin, ternyata hampir 20 tahun
menara kembar itu tumbang di New York

Aku bukan orang istimewa
yang harus kau puja sepanjang hayat
kegembiraanku telah lama kubuang
setiap hari, yang kureguk adalah racun pekat
yang tersaring dan terpisah dari madu kehidupan
tapi aku tetap berjalan, sekalipun hanya sebagai ampas

Wahai pejalan tanpa tujuan
kenapa kau sia-siakan kesempatan
yang tak datang berulang?

Bandung, 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun