Mohon tunggu...
dendi sanjaya
dendi sanjaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa yang sedang menempuh tingkat akhir untuk menggapai sebuah sarjana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Capung yang Menjadi Bioindikator Perairan Terancam

17 Mei 2022   06:51 Diperbarui: 17 Mei 2022   06:55 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Indonesia memiliki keanekaragaman fauna dan flora tertinggi di dunia, dengan luasan wilayah sebesar 7,1 juta km2. Luasan tersebut di dominasi oleh luasan perairan yang mencapai 5,4 juta km2, dari keanekaragam yang dimiliki salah satu keanekaragaman Indonesia adalah keanekargaman serangga khususnya Capung dari ordo Odonata. 

Siklus hidup capung tidak lengkap seperti kupu-kupu, fase berkembang biak capung ialah mulai dari telur kemudian menjadi nimfa, dimana fase nimfa ini fase hidup capung yang paling lama sebelum menjadi imago atau capung dewasa. 

Nimfa hidup di dalam air yang memiliki kondisi sangat baik sehingga capung ini dapat dijadikan bioindikator perairan, setelah fase nimfa ini selesai nimfa akan merayap ke atas permukaan air melalui pinggiran perairan atau tanaman air untuk melakang proses perubahan ke bentuk imago atau capung dewasa. 

Untuk saat ini kondisi lingkungan semakin mengancam habitat dan kondisi perairan sehingga capung semakin sulit ditemukan terutama di perkotaan besar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun