Mohon tunggu...
Dwi Kusuma Ningsih
Dwi Kusuma Ningsih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hello!

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mengenal "Hustle Culture", Budaya Gila Kerja Generasi Millenials

7 Januari 2022   17:13 Diperbarui: 7 Januari 2022   17:59 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ada sebuah pendapat yang dikemukakan oleh Combs, yang menyebutkan bahwa "Seseorang harus gila kerja untuk bertahan di dunia kerja", sehingga mereka yang mengalami kecanduan berlebihan terhadap pekerjaan yang mereka jalani bisa dikatakan sebagai the best dressed problem. Hingga pada satu titik dimana masyarakat kita memandang mereka yang berlebihan dalam bekerja tidak dianggap memiliki masalah, justru malah sebaliknya mereka dipandang sebagai pekerja keras yang dapat bekerja dengan baik. Belakangan ini individu yang berlebihan dalam bekerja tidak dianggap sebagai seseorang yang mengalami masalah, justru mereka dianggap sebagai pekerja keras yang mampu bekerja dengan sangat baik.

Tak ada yang salah jika seseorang memutuskan untuk mengatur dan memilih segala yang terjadi atas dirinya, asalkan mampu bertanggung jawab atas pilihannya.  Fenomena hustle culture ini bisa jadi dianggap buruk dan merugikan bagi kebanyakan orang, jika kita melihat dampak negative yang menyertainya. Namun tetap saja kita tidak pernah bisa menjudge pilihan seseorang atas dirinya. Karena pada dasarnya kita tidak akan pernah tau indikator-indikator yang muncul sehingga orang tersebut memutuskan untuk melakukan hal tersebut termasuk terbelenggu ke dalam budaya gila kerja ini, Asalkan mereka bisa bertanggung jawab serta mengerti dan mengatur segala piroritas dalam hidupnya, maka setiap gaya hidup merupakan hal-hal yang sah saja untuk dipilih. Yang keliru justru ketika sebuah gaya hidup tertalau digaungkan atau diglorifikasi sehingga banyak orang yang hanyak sekadar mengikutin tren tanpa tau resiko yang mereka hadapi. Apalagi sampai memaksa seseorang untuk mengikuti gaya hidup yang kita jalani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun