Mohon tunggu...
Djuminten
Djuminten Mohon Tunggu... Wiraswasta - Dalem Solo

Hanya penumpang gelap yang gemar nasi Padang dan senang ngumpet.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Suatu Senja

28 Februari 2021   22:16 Diperbarui: 28 Februari 2021   22:38 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ibu itu keluar dan menghampiri Aci yang masih saja asyik bercanda dengan dunianya sendiri di depan warung.

Aku masih mengamati mereka. Tangan ibu itu memberikan sesuatu pada Aci. Uang yang kuberikan, dia selipkan di tangan Aci.

Aci menoleh ke arahku. Dia tersenyum!

Seolah berterimakasih padaku melalui senyumannya itu.

Aku jadi semakin bangga pada diriku sendiri.

Aku berguna bagi mereka.

Tersenyum sendiri. Segera kuteguk habis kopiku. Ini senja yang luar biasa.

Dengan segala aroma yang ditawarkannya, aku merasa ini senja yang istimewa.

Tiba-tiba ibu itu menunjuk ke seberang jalan. Sontak Aci berdiri dan tersenyum lebar.

Ada seorang lelaki setengah tua melambaikan tangan, mengisyaratkan Aci untuk segera menuju ke arahnya.

Aci segera menggendong kardus-kardus bekas itu. Dan Ibu membantunya mengikatkan temali di pinggang kecil Aci.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun