Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Satu Per Satu Siaran Radio Gelombang Pendek Berguguran

19 Juni 2017   07:24 Diperbarui: 19 Juni 2017   13:40 10363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampilan BBC Indonesia di internet (Foto: bbc.com)

Zaman kakek nenek kita masih muda, tentu stasiun televisi dan media informasi lain belum sebanyak sekarang. Begitu pula sarana hiburan seperti tape recorder, VCD, DVD, dan ipod. Karena itu satu-satunya media informasi sekaligus hiburan yang mereka miliki adalah radio.

Kini, puluhan tahun kemudian, meskipun berbagai peralatan audio-video modern  banyak bermunculan, namun ternyata perangkat radio yang dianggap sudah tradisional masih saja digandrungi berbagai lapisan masyarakat. Begitu juga ketika radio-radio satelit mulai membanjiri pasaran, radio transistor tetap tidak tersisih. 

Boleh dikatakan, radio tabung dan transistor merupakan produk elektronik yang paling lama bertahan. Bahkan di sejumlah negara berkembang dan masih terbelakang, sampai kini radio sering merupakan satu-satunya media massa yang ada. Radio banyak diminati orang untuk mencari hiburan, informasi, dan sekaligus untuk menjalin komunikasi dengan sesama pendengar.

Dibandingkan media massa lain, seperti koran dan televisi, radio memang tergolong "unik". Ketika sedang memasak, misalnya, orang tidak bisa membarenginya sambil membaca koran atau menonton televisi. Namun suara radio tidak berpengaruh sedikit pun terhadap aktivitas memasak. Malah mungkin akan membuat masakan menjadi tambah lezat. 

Gelombang Pendek

Kalau televisi dioperasikan dengan berbagai channel, radio memiliki berbagai gelombang dan frekuensi. Pada awalnya, gelombang yang ada hanya tiga, yaitu SW, AM, dan MW. Baru pada era 1980-an muncul gelombang FM.

Dari keempat jenis gelombang, tidak pelak, gelombang FM-lah yang paling enak didengar. Soalnya adalah siaran FM bersuara jernih. Tidak heran bila kemudian banyak  radio swasta beralih dari gelombang menengah (AM dan MW) ke gelombang FM. Namun kekurangannya, daya jangkau gelombang FM sangat terbatas. Paling-paling dalam radius belasan kilometer saja dari stasiun pemancar.

Sebaliknya, yang memiliki kualitas paling jelek adalah gelombang SW (Short Wave = Gelombang Pendek).  Suaranya sering menghilang atau turun naik di tengah-tengah siaran dan gemerisik karena bersinggungan dengan gelombang di dekatnya. Namun justru kelebihannya, gelombang SW dapat ditangkap dari tempat yang jauh sekalipun.

Pendengar dari Indonesia, misalnya, dapat menikmati siaran dari luar negeri secara langsung biarpun dari dalam hutan, puncak gunung, tengah laut, atau negara lain. Karena itu, meskipun sudah ada teknologi baru gelombang FM yang kualitas audionya jauh lebih baik daripada SW, siaran tradisional gelombang pendek masih tetap digemari tua dan muda. Yang mendukung, kini berkat kemajuan teknologi, siaran SW juga dapat ditangkap melalui antena parabola lewat fasilitas satelit Asiasat dan Palapa serta dapat diakses melalui internet secara audiografi atau tulisan.

Sekadar gambaran, siaran Radio Singapura Internasional (RSI) di gelombang SW mampu menjangkau hingga ke berbagai kawasan dunia, khususnya Asia Tenggara, yang berada dalam jangkauan 1.600 kilometer dari Singapura. Stasiun-stasiun radio besar bahkan lebih jauh dari itu karena melengkapinya dengan pemancar relay di sejumlah negara, seperti Radio Nederland yang mendirikan stasiun relay di Srilanka.

Dulu pernah ada belasan stasiun yang menyelenggarakan siaran dalam bahasa Indonesia, antara lain Radio Singapura, Radio Nederland, BBC (Radio Inggris),  ABC (Radio Australia), VOA (Radio Suara Amerika), Deutche Welle (Radio Suara Jerman), KBS (Radio Korea), dan NHK (Radio Jepang). Siaran-siaran itu dipancarkan melalui gelombang 13 meter, 16 meter, 19 meter, 25 meter, 31 meter, 41 meter, atau 49 meter dalam berbagai frekuensi. Umumnya radio SW menggunakan lebih dari satu gelombang, sehingga para pendengar bisa memilih gelombang mana yang kualitasnya lebih baik pada saat itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun