Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menggerbangkan Museum dalam Kebudayaan Indonesia di Mata Dunia

2 April 2023   12:32 Diperbarui: 2 April 2023   12:51 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis buku Ki Bambang Widodo sedang menyerahkan buku kepada perwakilan Taman Siswa (Sumber: Barahmus DIY)

Organisasi museum pertama kali dicetuskan di Yogyakarta. Di sana ada organisasi Barahmus, singkatan dari Badan Musyawarah Musea. Musea adalah sebutan jamak untuk museum-museum. Saat ini Ketua Barahmus DIY dijabat oleh Ki Bambang Widodo. Beliau juga menjadi pengurus pusat AMI, Asosiasi Museum Indonesia.

Ki Bambang pernah berkiprah di Taman Siswa. Juga pernah menjadi bagian dari Museum Dewantara Kirti Griya. Dilihat dari namanya, Ki Hadjar Dewantara, memang sulit dilepaskan dari Taman Siswa.  

Selain itu, Ki Bambang pernah aktif menjadi jurnalis. Tidak heran, tulisan-tulisan beliau sangat banyak. Berbagai hal beliau tulis, seperti masalah ketamansiswaan, permuseuman, dan kemasyarakatan.

Buku karya Ki Bambang Widodo (Dokpri)
Buku karya Ki Bambang Widodo (Dokpri)

Dibukukan

Agar bisa dinikmati publik, tulisan-tulisan tersebut ditambah sejumlah makalah, dibukukan. Penerbitannya dilakukan oleh Pengurus Pusat Perkumpulan Keluarga Besar Taman Siswa (PP PKBTS) Yogyakarta bekerja sama Yayasan Riyadhatul Ihsan Jakarta. Buku itu diberi judul Berpaling Kepada Sistem Among: Bunga Rampai Ketamansiswaan, Permuseuman dan Kemasyarakatan. Peluncuran buku sebenarnya sudah dilakukan pada 6 Juli 2022 di Yogyakarta.

Pada 31 Maret 2023 buku tersebut diluncurkan kembali untuk menandai 64 tahun usia Ki Bambang. Tebal buku 312 halaman dengan topik bahasan biografi Ki Hadjar Dewantara, Taman Siswa,   Pancasila, museum, koperasi, dan quote dari para pejabat pemerintahan.  

Buku ini menjadi ensiklopedi kehidupan karena Ki Bambang Widodo dengan runtut dan cermat senantiasa menyebarkan ajaran hidup dan kehidupan yang digagas Ki Hadjar Dewantara. Demikian kata Dr. Sumbo Tinarbuko, dosen ISI Yogyakarta.

Seorang rekan lain, Ki Priyo Dwiarso (Ketua Dewan Kebudayaan Kota Yogyakarta), berkomentar Ki Bambang Widodo penyusun arsip yang runtut dan lengkap dalam tulisan dan foto-foto bersejarah. Katanya lagi, beliau menerapkan ajaran Ki Hadjar Dewantara di bidang jurnalistik.

"Karya Ki Bambang ini sangat visioner dan mampu melihat masa depan dengan segala dinamikanya. Buku ini bukan sekadar bunga rampai, namun lebih dari itu, menjadi referensi bagi siapa pun yang ingin belajar dan menggali lebih dalam inti ajaran Tamansiswa dan sekaligus meneladani semangat tokoh pendirinya, Ki Hadjar Dewantara," tambah Drs. H. Hudono (Ketua PWI DIY Periode 2020-2025).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun