Dibandingkan kunjungan saya sebelumnya, dalam kunjungan ini saya melihat museum sudah dilengkapi peralatan dijital. Misalnya alat untuk mendeteksi apakah pengunjung memakai masker atau tidak. Kita berdiri saja di depan layar. Saya sempat mencoba alat itu.
Selain informasi pada panel dinding, ada pula informasi lewat layar sentuh. Ada berbagai pilihan di sana. Kalau kita belum mahir, ada pemandu museum yang akan membantu.
Kalau kita ingin berfoto untuk kenang-kenangan, ada sebuah alat yang dilengkapi dengan beberapa pilihan. Nanti foto kita akan didampingi oleh penjinak bom, pilot pesawat, dsb.
Ruang untuk anak-anak tersedia di Museum Polri. Ciri khas ruangan ini berwarna-warni. Anak-anak bisa menjadi polisi cilik. Seragam polisi dalam berbagai ukuran tersedia di ruang itu.
Perpustakaan menjadi pelengkap museum. Buku-buku tentang kepolisian dan umum tersedia di perpustakaan.
Selain tangga, museum dilengkapi dengan lift. Jadi memudahkan pengunjung disabilitas. Toilet pun begitu.
Selain pameran tetap, Museum Polri juga menyelenggarakan pameran temporer. Pada September-Oktober pameran temporer bertema penanganan Covid-19. Selanjutnya November-Desember bertema Brigade Mobil atau Brimob. Ada lagi kunjungan virtual. Tapi rasanya kurang sreg kalau kita tidak melihat langsung.
Museum Polri tidak mengenakan tarif masuk alias gratis. Sebelum berkunjung, silakan cari informasi terlebih dulu. Museum Polri memiliki website. Juga medsos macam Instagram dan Facebook. Ini yang memudahkan kita atau pengunjung mencari informasi.
Saat ini pemerintah telah melakukan banyak kelonggaran terkait pandemi. Silakan mengenal sejarah kepolisian lewat wajah baru Museum Polri.***
Â