Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

[Pengetahuan Numismatik]: Judul Fantastis, Isi Tidak Berkualitas

5 Agustus 2022   02:17 Diperbarui: 5 Agustus 2022   02:27 862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya perhatikan sejak lama banyak media online membuat judul yang fantastis tentang masalah numismatik. Judul tersebut dilengkapi foto koin-koin yang sudah ditarik dari peredaran tapi masih tergolong muda. Misalnya tentang koin Rp100 tebal emisi 1973, lalu tentang koin bergambar kelapa sawit emisi 1993-2000.

Tidak ada yang istimewa dari tulisan-tulisan tersebut. Penulis tersebut rupanya tidak memahami numismatik. Jadi hanya berkesan 'supaya banyak dibaca', atau dengan kata lain clickbait demi mendapat monetisasi berdasarkan pageview. Makin banyak diakses masyarakat, tentu si penulis akan mendapatkan banyak uang.

Judul-judul pada media online yang fantastis. Kiri bawah: koleksi koin milik pribadi (Sumber: tangkapan layar dari google)
Judul-judul pada media online yang fantastis. Kiri bawah: koleksi koin milik pribadi (Sumber: tangkapan layar dari google)

Termasuk media online tentu saja YouTube, yang sering dijumpai masalah seperti itu. Judul tetap dibuat fantastis demi mengundang masyarakat. Sebaliknya isi sangat tidak berkualitas. Justru hal seperti ini yang 'disukai' masyarakat. Mereka percaya pada tulisan atau tayangan yang fantastis itu.

Tidak heran dalam media online termasuk media sosial, masyarakat awam berupaya menjual koleksi dengan harga tinggi. Akibatnya masyarakat lain pun ikut-ikutan menawarkan koleksi sejenis. Tentu saja 'menawarkan' bukan berarti 'laku terjual'. 

Memang ada koleksi koin yang berharga mahal. Perlu diketahui, harga koin di mata kolektor tergantung grade atau tingkat kondisi. Makin bagus kondisi, harga akan semakin mahal. Apalagi kalau sudah digrading atau disertifikasi yang biayanya di atas Rp300.000. Setelah digrading, kita akan mendapatkan nilai dari 1 hingga 70. Makin tinggi angka, berarti koleksi semakin bagus. Dengan demikian harganya akan semakin mahal.

Informasi dari folder coins set yang memudahkan kolektor (Dokpri)
Informasi dari folder coins set yang memudahkan kolektor (Dokpri)

Koleksi yang sudah digrading, hanyalah 'mainan' kolektor yang mengerti. Buat kolektor seperti itu, penggradingan koin menjadi salah satu upaya investasi. Koin yang sudah digrading, sering dijual lewat balai lelang internasional. Jadi peserta lelang dari negara mana pun sudah paham, kalau nilainya 60 misalnya, tentu lebih bagus dari 50.

Sekadar gambaran, saya sengaja membeli koin-koin yang berlaku sejak 1945, saat RI memproklamasikan kemerdekaan. Tiga koin di kiri atas sebenarnya bertuliskan Nederlandsch-Indie, namun masih berlaku di RI. Koin keempat dari kiri dst baru produksi RI sendiri. Koin RI mulai diterbitkan pada 1951 berbahan aluminium.

Sejak 1945 hingga kini, di negara kita pernah beredar 36 koin dalam berbagai bahan, ukuran, dan nominal. Coins Set Indonesia itu saya beli seharga Rp150.000. Kalau dirata-ratakan, satu koin berharga Rp4.200.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun