Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perpustakaan Terbaik Tetaplah Milik Saya

22 Mei 2022   14:17 Diperbarui: 22 Mei 2022   14:21 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku-buku bergenre Sejarah dan Museum, saya tempatkan di sini (Dokpri)

Menurut saya perpustakaan terbaik tetaplah milik saya. Meskipun memiliki berbagai rak buku dan lemari buku tidak seragam, tetap bermanfaat besar buat saya. Maklum saya mencari penghasilan lewat buku-buku itu. Menjadi penulis lepas atau freelancer, istilahnya. Bahkan sesekali memberi konsultasi tertulis astrologi. Ini semua tentu karena buku. Saya belajar secara otodikdak saja.

Sedari kecil memang saya suka membaca buku. Apalagi ayah saya pernah memiliki beragam buku. Juga tante saya. Mereka pernah berprofesi sebagai guru. Buku-buku mereka masih saya simpan dengan baik. Saya pisahkan antara buku-buku baru dengan buku-buku lama.

Ketika duduk di bangku SMA saya mulai membeli buku. Uang jajan sehari-hari saya kumpulkan lewat celengan tanah liat. Setelah berat, saya pukul pakai palu. Seingat saya, dulu saya membeli buku-buku pelajaran pelengkap. Setelah itu saya membeli beberapa kamus. Maklum waktu itu saya senang mengisi TTS. Kalau terisi penuh saya kirim ke redaksi. Kadang saya dapat hadiah. Hadiah itu saya belikan buku lagi.

Buku-buku Arkeologi dari berbagai instansi (Dokpri)
Buku-buku Arkeologi dari berbagai instansi (Dokpri)

Tersebar

Saat ini buku-buku saya tersebar di beberapa tempat. Ada yang di rak buku metal. Ada yang di lemari jati. Ada yang di rak buku kayu lapis. Beberapa saya masukkan ke dalam kontener plastik.

Genre buku-buku saya cukup banyak. Mayoritas berupa buku-buku arkeologi dan museum. Buku-buku ini saya peroleh secara gratis dari beberapa instansi seperti Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Balai Arkeologi, Direktorat di lingkungan Ditjen Kebudayaan, Balai Pelestarian Cagar Budaya, Museum Nasional, Dinas Kebudayaan, dll. Buku-buku yang bergenre seni atau lukisan, saya peroleh dari Galeri Nasional dan Museum Basoeki Abdullah.

Buku-buku itu saya beli sedikit demi sedikit. Jika saya ke Toko Buku Gramedia, saya hampir selalu membeli buku. Ketika itu saya masih memiliki kartu diskon 10%, lumayan kan. Banyak lagi saya beli di Toko Buku Gunung Agung dan Toko Buku Karisma. Kalau ada pameran buku, baik oleh IKAPI Pusat maupun IKAPI Jakarta, saya hampir selalu ke sana. Begitu pun kalau ada obral buku atau cuci gudang.

Saya menjadi anggota Book Club Loka Cipta Caraka sejak 1980-an. Buku-buku sejarah dan ilmu pengetahuan karya Adolf Heuken, selalu dikirimkan ke saya.

Pokoknya setiap buku yang saya anggap menarik, saya beli. Saya punya puluhan buku palmistri dan grafologi. Juga puluhan buku fisiognomi, astrologi, dan horoskop. Saya juga suka membaca buku astronomi, numismatik, filateli, keramik, dan arsitektur.

Sebagian buku masih tersimpan di kontener (Dokpri)
Sebagian buku masih tersimpan di kontener (Dokpri)

Mencerdaskan masyarakat

Kalau ingin mengenal dunia, membacalah. Sebaliknya kalau ingin dikenal dunia, menulislah. Kata-kata itu masih terngiang di telinga saya. Maka boleh dibilang menulis menjadi sebagian mata pencarian saya. Dulu saya sering menulis di berbagai media cetak dengan berbagai topik. Itulah kelebihan kalau membaca banyak buku dari berbagai genre.

Setelah media cetak sekarat karena terdesak media internet, maka saya mulai menulis di blog pribadi dan blog publik. Yah, sekadar kepuasan batin untuk mencerdaskan masyarakat. Apalagi tulisan saya berisi konten positif.

Sayang memang, memiliki perpustakaan pribadi yang rapi dan baik memerlukan modal cukup besar. Ada ruangan di bagian atas rumah cukup luas. Sedihnya, kalau hujan hampir selalu bocor. Semoga saya bisa mendapatkan dana untuk memperbaiki rumah dan membeli rak buku yang cukup tinggi. Soalnya selama ini kebanyakan rak buku yang saya miliki berukuran rendah tiga tingkat. Kalau lima tingkat, pasti akan menghemat ruangan.

Beberapa buku pemberian Prof. Agus Aris Munandar (Dokpri)
Beberapa buku pemberian Prof. Agus Aris Munandar (Dokpri)

Buku-buku yang sering saya pakai, saya tempatkan terpisah. Tentu agar mudah dicari. Oh ya, selain buku saya punya ratusan makalah. Dulu saya sering mengikuti seminar, lokakarya, diskusi, dan kegiatan ilmiah lain. Makalah-makalah itu sudah saya klasifikasi dan masih ditempatkan dalam kontener.

Kalau rumah sudah rapi, mungkin perpustakaan pribadi saya bisa dipakai untuk berdiskusi atau berkegiatan yang positif. Tapi entah kapan bisa terujud.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun