Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengenal Apipunktur dan Apiterapi, Terapi Sengat Lebah

11 Mei 2022   06:08 Diperbarui: 11 Mei 2022   23:14 1900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi terapi sengat lebah (Sumber: thehealthage melalui beritasatu.com)

Selama ini kita mengenal dua jenis pengobatan, yakni medis dan nonmedis.  Pengobatan medis umumnya menggunakan obat-obatan kimiawi, sementara pengobatan nonmedis menggunakan obat-obatan herbal. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan, maka kekayaan dunia pengobatan terus bertambah. Hewan-hewan tertentu ternyata bisa dimanfaatkan untuk membantu mengobati penyakit.   

Terapi pijat mungkin sudah biasa. Begitu juga terapi totok, terapi lilin, terapi bunyi, dan terapi warna. Semuanya dilakukan oleh terapis manusia. Nah bagaimana kalau hewan menjadi terapis?

Al-quran

Sejak lama di negeri kita dan juga negeri-negeri lain populer istilah terapi sengat lebah. Lebah dikenal sebagai hewan kecil penghasil madu. Ternyata dalam Al-quran sudah disebutkan bahwa di dalam madu lebah terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Maka kemudian berkembanglah aphitherapy (apiterapi). 

Dalam bahasa Latin, aphis berarti lebah dan therapy berarti pengobatan. Apiterapi didefinisikan sebagai upaya pengobatan komplementer untuk tujuan preventif, kuratif, dan rehabilitasi menggunakan lebah dan produk turunannya.

Penggunaan madu lebah untuk kesehatan, menurut berbagai literatur, sudah diketahui sejak ribuan tahun lalu. Hal ini tampak jelas dari lukisan karang zaman batu yang bertarikh 6000 SM. Di situ diperlihatkan orang yang sedang melakukan aktivitas mencari madu. 

Bukti tertua penggunaan madu untuk mengobati infeksi kulit, luka, borok, penyakit mata, dan penyakit telinga, tertulis dalam keramik bangsa Samaria (2000 SM). 

Sementara itu dari sumber lain, The Ebers Papyrus (1550 SM), tercatat adanya resep-resep madu untuk pemakaian luar, yaitu untuk terapi kebotakan, luka bakar, abses, dan pereda nyeri.

Di masa lalu madu juga dimanfaatkan untuk menyembuhkan luka usai pembedahan, termasuk sunat, supositoria, mengurangi peradangan, dan meredakan kaku sendi. Bahkan bisa digunakan sebagai alat kontrasepsi. Caranya katun direndam dalam jus lemon dan madu. Penggunaan sengat lebah untuk terapi nyeri sendi dan artritis telah lama dilakukan oleh bangsa Yunani. Pelopornya adalah Bapak Kedokteran Modern, Hippocrates.

Ilustrasi lebah dan madu (Sumber: rri.co.id)
Ilustrasi lebah dan madu (Sumber: rri.co.id)

Apipunktur dan Apiterapi

Tahun 1888 Dr. Philip Tere dari Perancis meneliti hubungan antara sengat lebah dan rematik. Sebelumnya pada 1864, Prof. Libowsky melaporkan kesembuhan pasiennya yang menderita rematik dan neuralgia setelah diterapi dengan sengatan lebah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun