Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Nisan Kuno di Nusantara, yang Megah dan Mewah Milik Para Sultan

30 April 2022   13:01 Diperbarui: 12 Mei 2022   14:45 7465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Varian silindrik nisan tipe Aceh (Sumber: Buku Pameran Arsitektur Masa Islam, 1991) 

Pada dasarnya ilmu purbakala atau arkeologi memiliki berbagai bidang kajian. Sering kali bidang kajian itu dihubungkan dengan periode, yakni Prasejarah, Klasik (Hindu-Buddha), Islam, dan Kolonial. Dalam Ramadhan ini, kita bahas sedikit tentang Arkeologi Islam yah.

Di Nusantara kita jumpai banyak tinggalan budaya dari periode Arkeologi Islam. Ada yang berbentuk bangunan, ada pula non-bangunan. Masjid dan keraton merupakan contoh tinggalan berupa bangunan. Contoh lain makam, termasuk nisan dan ornamen lain.

Tinggalan non-bangunan berupa keramik, koin, benda seni, dan kitab sastra. Selain disiplin arkeologi, ada beberapa disiplin yang mengkaji tinggalan periode Islam, antara lain disiplin sejarah dan pendidikan sejarah dari sejumlah perguruan tinggi, termasuk IKIP dan IAIN yang sekarang memiliki nama baru.

Nisan tipe Demak-Troloyo (Sumber: Buku Pameran Arsitektur Masa Islam, 1991)
Nisan tipe Demak-Troloyo (Sumber: Buku Pameran Arsitektur Masa Islam, 1991)

Nisan

Salah satu tinggalan arkeologi yang sering dibahas adalah makam. Nah, besar kecilnya atau mewah tidaknya makam kuno, tergantung status sosial ybs. Kalau raja/sultan, penguasa, atau pejabat secara logika tentu makamnya megah dan mewah. Nisannya penuh ukiran atau ornamen. Bahan nisan adalah batu mahal yang diimpor dari mancanegara.

Kalau rakyat jelata, tentu nisannya sederhana. Di mata para arkeolog, semua nisan dipandang sebagai data masa lampau. Nisan kuno tergolong awet karena berbahan batu. Yang penting dari nisan itu, ada tulisan atau inskripsi di dalamnya. Tentu saja menggunakan aksara dan bahasa Arab.

Dalam nisan itu sering kali tertulis siapa yang meninggal dan kapan ybs meninggal. Sesuai budaya, tentu saja memakai tahun Hijriah yang kemudian dikonversi ke tahun Masehi.

Biasanya yang bisa membaca aksara Arab itu adalah mereka yang mendalami Epigrafi Islam. Epigrafi Islam diajarkan pada disiplin arkeologi dan beberapa universitas negeri eks IKIP dan IAIN. Mereka yang mendalami filologi juga bisa membaca inskripsi tersebut.

Tipe-tipe nisan di Sulawesi Selatan (Sumber: Buku Pameran Arsitektur Masa Islam, 1991) 
Tipe-tipe nisan di Sulawesi Selatan (Sumber: Buku Pameran Arsitektur Masa Islam, 1991) 

Empat tipe nisan

Kajian tentang nisan pernah dilakukan arkeolog Hasan M. Ambary (1984). Penelitian Hasan mencakup tipologi makam, bahan, seni hias, gaya aksara, dll. Menurut beliau, nisan Indonesia Islam memiliki empat tipe, yakni

  • Tipe atau gaya Aceh
  • Tipe Demak-Troloyo
  • Tipe Bugis-Makassar, dan
  • Tipe Ternate

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun