Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Temuan Peralatan Memasak Kuno dari Candi Abad ke-10 di Malang

10 Maret 2022   08:44 Diperbarui: 10 Maret 2022   08:47 746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengupasan untuk menampakkan temuan logam/atas dan temuan-temuan tersebut setelah diangkat/bawah (Sumber: FB Jelajah Jejak Malang

Selain arca dan emas, tim ekskavasi BPCB Jatim menemukan sejumlah artefak pada Situs atau Candi Srigading. Cupu emas yang berisikan lempengan tipis emas bertuliskan simbol mantra (?) ditemukan di sumuran candi pada kedalaman sekitar tiga meter. Candi Srigading berlokasi di Kecamatan Lawang, Malang (Jawa Timur). Tim BPCB Jatim melakukan ekskavasi sejak Februari 2022 dan untuk sementara berakhir pada 8 Maret 2022 lalu.

Di sumuran candi juga ditemukan sebuah benda berbahan perunggu. Bentuknya mirip dengan Genuk (Gendok), namun di dalamnya berisikan beberapa wadah yang lebih kecil ukurannya.

Temuan lain berupa peralatan memasak kuno berbahan perunggu. Peralatan memasak tersebut terdiri atas dua ceret (ketel) dalam kondisi masih lengkap dengan tutup dan cerat untuk menuangkan air. Satu lagi tungku yang berfungsi untuk memanaskan.

Masih ada temuan logam di dekat situ, diduga peralatan bercocok tanam. Semuanya masih berupa dugaan karena kajian lengkapnya sedang dikerjakan oleh tim arkeologi BPCB Jatim. Beberapa temuan akan diuji di laboratorium. Semoga hasil kajian akan cepat diketahui masyarakat. Ekskavasi oleh BPCB---tidak  hanya Jatim---dikenal  sebagai ekskavasi penyelamatan.

Identifikasi sementara Candi Srigading berasal dari masa abad ke-10 saat Mpu Sindok berkuasa di Kerajaan Singhasari. Sebelumnya ibu kota kerajaan berada di Jawa Tengah. Namun karena letusan gunung berapi dipindahkan ke Jawa Timur.

Silakan baca tulisan sebelumnya [Misteri Masa Lampau Malang Mulai Terungkap Berkat Temuan Arca dan Emas]

Temuan kepala angsa di Candi Srigading (Sumber: FB Jelajah Jejak Malang)
Temuan kepala angsa di Candi Srigading (Sumber: FB Jelajah Jejak Malang)

Cari Durga dapat kepala angsa

Tim BPCB berkesempatan membersihkan reruntuhan batu bata pada sisi utara candi. Harapan utama menemukan arca Durga. Sebelumnya ditemukan arca Nandiswara, Mahakala, dan Agastya yang berbahan batu. Durga adalah isteri Dewa Siwa. Ternyata tim tidak menemukan arca Durga.

Menurut cerita masyarakat lokal, arca Durga telah lama hilang. Mereka sempat menyaksikan bahwa arca Durga dulu berada di samping yoni di atas gumuk. Beberapa saat lalu yang tersisa hanya relung batu dan beberapa batu andesit berbentuk empat persegi.

Sebenarnya sudah beberapa kali ada upaya pencurian yoni tapi gagal. Sebagai pengaman, warga membuat coran dari semen. Tampaknya kepedulian cagar budaya baru marak setelah 2010, saat diberlakukan Undang-Undang Cagar Budaya yang baru.

Alih-alih menemukan arca Durga, Tim BPCB justru menemukan kepala angsa berbahan batu bata pada sudut candi arah utara-timur. Dalam ikonografi (seni arca kuno) Hindu, angsa adalah wahana (kendaraan tunggangan) Dewi Saraswati, isteri Dewa Brahma. Nah, bagaimana hubungannya dengan candi yang beraliran Siwais, kita tunggu kajian tim arkeologi.  

Dalam penggambaran, wahana merupakan lambang sekaligus emblem dari dewa/dewi yang diangkutnya. Nah, angsa yang dikendarai Dewi Saraswati itu melambangkan kebijaksanaan, kecantikan, dan keindahan.

Temuan alat-alat bercocok tanam (Sumber: FB Jelajah Jejak Malang)
Temuan alat-alat bercocok tanam (Sumber: FB Jelajah Jejak Malang)

Konfigurasi arca

Dalam percandian Siwa, arca Siwa atau simbol yang mewakilinya berupa lingga--yoni,  merupakan arca utama yang ditempatkan di dalam bilik utama. Arca utama tersebut, biasanya didampingi sejumlah arca lain yang dikenal dengan sebutan parswadewata, terdiri atas Agastya di selatan, Ganesha di barat, dan Durga di utara.  Konfigurasi tokoh-tokoh keluarga Dewa Siwa tersebut tampaknya hanya terdapat di Jawa, karena di India sebagai negeri asal Hindu, Agastya tidak ditempatkan dalam percandian Siwa. Demikian menurut laman BPCB Jawa Tengah.

Rencananya ekskavasi yang melibatkan komunitas dan warga akan dilakukan setelah panen tebu. Maklum Situs Srigading terletak di perkebunan tebu milik warga. Semoga ada hasil yang akan memperluas wawasan sejarah Nusantara.*** 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun