Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kain Songket sebagai Karya Seni, Sumber Ilmu Pengetahuan, dan Keterampilan

14 Desember 2021   17:27 Diperbarui: 16 Desember 2021   02:35 1529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mempersiapkan koleksi songket untuk pameran (Sumber: Museum Nasional)

Banyak orang pasti menganggap kain songket berasal dari Palembang. Memang di daerah ini banyak terdapat perajin songket. Songket Palembang amat terkenal. Namun daerah lain pun banyak menghasilkan kain songket. Misalnya songket Minangkabau dan songket Samarinda.

Songket sering diartikan kain yang ditenun menggunakan benang emas atau benang perak. Menurut penelitian Suwati Kartiwa, kain songket memiliki banyak variasi dilihat dari penggunaan jenis-jenis benangnya. Selain benang emas atau perak, ada jenis benang sutera yang berwarna. Bahkan ada yang menggunakan benang sulam dan benang katun berwarna. Demikian tertulis dalam buku Kain Songket Indonesia (Djambatan, 1989).

Yang unik, ada kain songket yang menggunakan serat tumbuh-tumbuhan sejenis serat pisang dan jenis-jenis benang sintetis seperti benang rayon dan benang wol. Semua jenis benang itu dipergunakan untuk menghias permukaan kain tenun, bentuknya seperti sulaman dan dibuat pada waktu yang bersamaan dengan menenun dasar kain tenun.

Bagian konservasi sedang mengamati kondisi benang (Sumber: Museum Nasional)
Bagian konservasi sedang mengamati kondisi benang (Sumber: Museum Nasional)

Jadi kain tenun itu dihias oleh berbagai jenis benang timbul. Benang tambahan disisipkan di atas ataupun di bawah benang lungsi dan benang pakan sesuai dengan pola motif yang akan dibentuk. Prinsip benang tambahan itulah yang disebut songket karena dihubungkan dengan proses menyungkit atau menjungkit benang lungsi dalam membuat pola hias.

Menurut masyarakat Palembang, kata songket berasal dari kata songko, yaitu saat pertama orang menggunakan benang emas sebagai benang hiasan dari sebuah ikat kepala. Di Sumatera Barat songket berasal dari kata sungkit.

Mempersiapkan koleksi songket untuk pameran (Sumber: Museum Nasional)
Mempersiapkan koleksi songket untuk pameran (Sumber: Museum Nasional)

Museum Nasional

Kain songket Nusantara memperoleh perhatian masyarakat internasional sejak lama. Karena menarik, kain songket itu menjadi barang koleksi. Banyak kolektor songket berasal dari mancanegara. Beberapa lagi berasal dari Indonesia.

Museum-museum mancanegara pun banyak mengoleksi songket. Tercatat The Brooklyn Museum (AS), Field Museum Chicago (AS), Textile Museum Washington (AS), dan Tropenmuseum Amsterdam (Belanda).

Di Indonesia kemungkinan besar koleksi terbanyak dimiliki Museum Nasional. Agar diketahui publik, Senin, 13 Desember 2021, Mendikbud Ristek, Nadiem A. Makarim membuka secara resmi pameran songket koleksi Museum Nasional lewat kegiatan virtual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun