Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kita Belum 'Menulis' Selama Belum Dimuat "Kompas"

14 Juli 2021   06:57 Diperbarui: 14 Juli 2021   06:59 566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beberapa tulisan saya di Kompas tentang arkeologi dan museum (Dokpri)

Sesuai dengan pendidikan yang pernah saya tempuh, umumnya tulisan saya tentang arkeologi dan museum. Hanya sebagian kecil tentang numismatik, pariwisata, dan pendidikan. Umumnya tulisan di Kompas mendapat perhatian banyak pihak, seperti pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Saya berterima kasih karena manajemen Kompas sudah baik, antara lain menginformasikan tulisan yang tidak bisa dimuat Kompas. Contohnya ada di bawah ini:

"Kami memberitahukan bahwa pada tanggal 11 Juni 2020 Redaksi Kompas telah menerima ARTIKEL Anda berjudul "Uang Kuno Di Mata Arkeolog, Numismatis, Dan Masyarakat Awam". Terima kasih atas partisipasi dan kepercayaan yang Anda berikan kepada Kompas.

Setelah membaca dan mempelajari substansi yang diuraikan di dalamnya, akhirnya kami menilai ARTIKEL tersebut tidak dapat dimuat di harian Kompas. Pertimbangan kami,

kurang urgen untuk saat ini

Harapan kami, Anda masih bersedia menulis lagi untuk melayani masyarakat melalui Kompas, dengan topik atau tema tulisan yang aktual dan relevan dengan persoalan dalam masyarakat, disajikan secara lebih menarik."

Biasanya alasan lain dari redaksi yang tidak bisa memuat tulisan saya adalah 'kesulitan mendapatkan tempat'. Sering kali tulisan yang ditolak Kompas, saya perbaiki dan kirim ke media lain, termasuk media daring. Pilihan terakhir adalah mem-posting tulisan di Kompasiana yang tanpa suntingan.

Banyak dampak positif kalau tulisan kita dimuat Kompas. Dikenal luas dan dianggap pakar, itu sudah saya rasakan. Maklum, pakar-pakar arkeologi dan museum jarang sekali menulis di media cetak. Karena lebih dikenal dibandingkan banyak arkeolog lain, saya beberapa kali diundang menjadi narasumber. Yah, untuk masyarakat awam sih saya mampu, mengingat saya hanya 'lulusan arkeologi yang tidak pernah bekerja di instansi arkeologi'.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun