Sehat itu murah, yang mahal kalau kita sakit. Supaya tidak dirongrong penyakit, kita perlu berinvestasi hidup sehat.Â
Tepat memilih gaya hidup, semua faktor risiko penyakit harus dikendalikan, cerdas hidup sehat, dengarkan suara tubuh, dan skeptis terhadap mitos/takhyul/magis pengobatan.Â
Demikian diungkapkan dokter Handrawan Nadesul dalam webinar yang diselenggarakan oleh Museum Benteng Heritage, Rabu, 24 Maret 2021. Webinar itu dimoderatori oleh Pak Udaya Halim.
Menurut dokter yang pujangga ini, orang-orang dulu 95% meninggal karena usia tua dan 5% meninggal karena penyakit. Namun pada masa kini justru terjadi kebalikannya, 95% meninggal karena penyakit dan 5% meninggal karena usia tua.
Orang-orang dulu cukup sehat karena menurut dokter Hans, panggilan akrabnya, hidup sesuai tradisi nenek moyang. Mereka antara lain memakan ubi atau singkong sebagai protein.Â
Beliau mencontohkan bagaimana nelayan di Okinawa, Jepang, mampu bertahan hidup sampai usia di atas 100 tahun. Â Â
Banyaknya penderita penyakit antara lain tergambar dari BPJS Kesehatan. Dalam berita-berita tentu kita ketahui bahwa BPJS hampir selalu tekor karena harus membayar banyak rumah sakit.Â
Namun kalau banyak masyarakat hidup sehat pun, tentu rumah sakit akan menderita 'kerugian' karena sedikit memperoleh penghasilan. Hal ini berdampak pula pada penghasilan dokter, tenaga kesehatan, dan perusahaan farmasi termasuk apotek.
Dokter Hans menceritakan pula bagaimana jalan kaki dengan bertelanjang kaki di atas kerikil tidak efektif, malah akan mencederai kaki. "Berjalan di atas kerikil berbeda dengan akupresur atau pijat  refleksiologi," katanya.Â