Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Salah Kaprah Kata Gong Xi Fa Cai untuk Menyebut Tahun Baru Imlek

13 Februari 2021   08:54 Diperbarui: 17 Maret 2022   11:49 977
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pertunjukan barongsai, ciri khas perayaan Imlek (Foto: tangkapan layar makalah Pak Udaya Halim)

Setiap Tahun Baru Imlek atau secara internasional disebut Chinese New Year, banyak orang selalu mengucapkan kata Gong Xi Fa Cai. Di Hongkong ucapan seperti ini cukup populer. Masyarakat Hongkong sendiri umumnya menggunakan dialek Kanton.

Pada bagian lain, orang mengucapkan Sin Cung Kiong Hi, dilanjutkan dengan Thiam Hok Thiam Siu. Bahkan ada lagi Xin Nian Guai Le. Lalu manakah yang benar?

Seperti halnya di Indonesia, Tiongkok memiliki berbagai etnis dan bahasa. Etnis terbanyak adalah Hokkian. Karena itu pengaruh dialek Hokkian terbilang lebih kuat dibandingkan dialek dari berbagai etnis lain.

Sin Cun Kiong Hi berasal dari dialek Hokkian. Arti sebenarnya "selamat musim semi yang baru".  Sementara Thiam Hok Thiam Siu berarti "semoga tambah rezeki dan panjang umur".  

Banyak orang mengira Gong Xi Fa Cai (atau tulisan menurut dialek lain), berarti Selamat Tahun Baru Imlek. Padahal secara harfiah kalimat itu bermakna "selamat mendapatkan lebih banyak kekayaan atau kemakmuran", ucapan yang berisi harapan dan doa pada saat tahun baru tiba.

Ada lagi yang menyebut Xin Nian Kuai Le. Xin berarti baru, jadi Xin Nian berarti tahun baru. Kuai Le berarti bahagia. Makna dari ucapan ini adalah "tahun baru yang bahagia", yang diucapkan pada teman-teman yang merayakan Tahun Baru Imlek. Ucapan lain Guo Nian Hao, Guo Nian (melewati tahun baru) dan Hao (baik).  

Ada lagi kata sincia, juga dialek Hokkian (Mandarin, xin zheng), lengkapnya xin zheng yue, berarti  bulan pertama yang baru. Dalam dialek Hokkian, xin zheng yue dibaca sin cia gwe. Oleh orang Tionghoa pelafalan demikian disingkat sincia.

Perayaan capgomeh pada masa kolonial (Foto: tangkapan layar makalah Pak Udaya Halim)
Perayaan capgomeh pada masa kolonial (Foto: tangkapan layar makalah Pak Udaya Halim)
Musim semi

Dalam penanggalan Tiongkok, Imlek berlangsung pada tanggal 1 bulan 1 tahun Imlek (Cia Gwee Che It). Tahun ini 1 Imlek 2572 Cia Gwee identik dengan 12 Februari 2021. Ini bertepatan dengan pergantian musim dingin ke musim semi. Penanggalan Imlek banyak digunakan para petani dan nelayan yang pekerjaannya sangat tergantung dan berhubungan dengan alam dan musim. Karena itu kalender Imlek disebut juga nongli atau kalender untuk petani.

Imlek diartikan memasuki musim semi. Di Tiongkok pesta musim semi atau festival musim semi, dirayakan oleh masyarakat dari berbagai agama dan kepercayaan. Jadi bukan tradisi keagamaan karena Imlek bermakna pengucapan syukur atau Thanksgiving Day.

Karena Indonesia tidak memiliki musim semi, maka di Indonesia disebut Tahun Baru Imlek. Imlek berasal dari dialek Hokkian. Dalam Bahasa Mandarin disebut yin li atau kalender lunar (bulan).

Meskipun begitu, Imlek tidak selalu maju 11 hari sebagaimana Idul Fitri, yang juga menggunakan perhitungan kalender lunar. Penentuan Imlek menggunakan kombinasi kalender lunar dan kalender solar (matahari).

Perayaan Imlek dirayakan selama 15 hari, diakhiri dengan Capgomeh (capgo = 15, meh = malam). Biasanya ada festival atau parade berupa pertunjukan barongsai, gotong toapekong, dan atraksi lain. Namun berhubung pandemi Covid belum berakhir, baru kali ini perayaan Imlek diselenggarakan secara daring. 

Berbagai ucapan Imlek (Foto: tirto.id)
Berbagai ucapan Imlek (Foto: tirto.id)
Pak Udaya Halim, menjadi motor penggerak perayaan Imlek secara daring pada 12 Februari 2021. Hadir peserta dari sejumlah negara dan sejumlah kota. Masing-masing mengucapkan Selamat Imlek dengan berbagai dialek, seperti Khek dan Tiociu. Inilah kekayaan budaya kita.

Menurut Pak Udaya Halim, dulu perayaan Imlek dilakukan secara terbatas. Banyak masyarakat memang takut dengan ancaman rezim Orde Baru. Baru setelah Gus Dur menjabat Presiden RI, perayaan Tahun Baru Imlek ke-2551 pada 2000 dirayakan secara terbuka. Tahun Baru Imlek berawal dari kelahiran Khong Hu Cu (Kongzi) pada 551 Sebelum Masehi (SM). Mulai 2001, Hari Raya Imlek ditetapkan sebagai hari libur fakultatif. Pada 2002 Presiden Megawati mengeluarkan Keppres yang isinya mulai 2003 Tahun Baru Imlek menjadi hari libur nasional.***

Bacaan pendukung: 

Tedy Jusuf, Sekilas Budaya Tionghoa di Indonesia, 2000

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun