Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Penting Diketahui Masyarakat Awam Kalau Mau Menjual Koleksi Uang Berharga Mahal

20 Januari 2021   09:10 Diperbarui: 20 Januari 2021   22:07 6277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Syamsir (79), salah satu penjual uang kuno di kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat telah menekuni profesi tersebut selama 28 tahun. Dari menjual uang kuno, Syamsir bisa menghidupi serta menyekolahkan 7 anaknya hingga lulus bangku SMA, Senin (11/6/2018). (KOMPAS.com/DAVID OLIVER PURBA)

Masyarakat awam selalu memandang "uang kuno" berharga mahal. Pokoknya uang yang sudah ditarik dari peredaran mereka sebut "uang kuno".

Lihat saja postingan-postingan mereka di marketplace atau media-media sosial macam Facebook. Uang yang mereka tawarkan dibumbui kata-kata "dimaharkan" atau "harting angkut". Mereka memasang harga ratusan ribu hingga jutaan rupiah untuk setiap lembar. Padahal kondisi uang tersebut tidak mulus, seperti kertas lusuh, sobek, atau kotor.

"Itu di internet dijual 10 juta," kata seorang warganet berkesan ngeyel. 

Postingan di internet memang selalu menjadi acuan buat mereka yang tidak paham koleksi uang. Jelas sekali harga tertinggi yang mereka ikuti dan percaya. Padahal ada koleksi sejenis yang dijual hanya puluhan ribu rupiah selembar. Koleksi yang berharga relatif murah itu dilengkapi dengan kondisi atau grade uang seperti Unc (Uncirculated) atau XF (Extra Fine).

Ilustrasi harga uang Rp100, kiri: harga wajar/foto: shopee dan kanan: harga tidak masuk akal/foto: olx | tangkapan layar pribadi
Ilustrasi harga uang Rp100, kiri: harga wajar/foto: shopee dan kanan: harga tidak masuk akal/foto: olx | tangkapan layar pribadi
Grade atau kondisi 

Unc adalah grade tertinggi dalam dunia numismatik. Sebagai gambaran adalah uang yang baru diambil dari gepokan bertuliskan Bank Indonesia. Jadi belum pernah dipakai bertransaksi. Karena itu kertas masih kaku dan ujung kertas masih runcing. Dalam bahasa sederhana identik dengan "sangat bagus atau bagus sekali". Kondisi di bawah Unc adalah XF atau EF, VF, F, dst.

Grade sebuah koleksi, itulah yang dilihat para numismatis. Sungguh beruntung kalau bisa mendapatkan koleksi dengan grade Unc.

Sebagian kolektor uang atau numismatis yang mendapatkan grade Unc, biasanya membuat sertifikasi atas koleksi tersebut. Sertifikasi dilakukan oleh sebuah lembaga grading di mancanegara bernama PMG (Paper Money Guaranty). Di Jakarta ada perwakilan PMG.

Tapi untuk mendapatkan sertifikasi, numismatis harus membayar. Tahun lalu biayanya Rp350.000. Kita harus menunggu sekitar dua bulan untuk mendapatkan hasil. Maklum proses pengiriman membutuhkan waktu cukup lama.

Kalau koleksi kita tergolong Unc, maka nilai yang keluar umumnya 60 sampai 70. Nilai 60-62 dikategorikan Uncirculated. Di atasnya ada Choice Uncirculated, Gem Uncirculated, dsb.

Koleksi pada foto bernilai 64, termasuk kategori Choice Uncirculated. Makin tinggi nilai PMG, tentu makin mahal harga koleksi. Numismatis profesional pasti tahu hal ini.

Bandingkan dengan koleksi yang ditawarkan 10 juta. Kalau dinilai dengan PMG, paling tinggi mendapatkan 15. Jauh sekali dengan kondisi Unc. Penilaian sertifikasi menggunakan skala Sheldon. Angka terendah 1 dan angka tertinggi 70.

Ilustrasi perbandingan harga uang Rp100 dengan kondisi Unc, kiri: tanpa sertifikasi PMG/foto: Irwan, kanan: dengan sertifikasi PMG/foto: tokopedia | tangkapan layar pribadi
Ilustrasi perbandingan harga uang Rp100 dengan kondisi Unc, kiri: tanpa sertifikasi PMG/foto: Irwan, kanan: dengan sertifikasi PMG/foto: tokopedia | tangkapan layar pribadi
Wajar

Antar numismatis biasanya sudah paham. Bila ada seorang pedagang atau numismatis ingin menjual koleksi, cukup posting gambar dilengkapi kondisi dan harga. Tidak perlu embel-embel dimaharkan, bernilai sejarah, warisan kakek, harting angkut, dsb.

Kita ambil contoh uang seri Bunga bernilai Rp100. Kita bandingkan antara tiga pedagang numismatik dan masyarakat awam.

  • Seorang pedagang memasang harga Rp110.000 untuk kondisi Unc.
  • Seorang pedagang memasang harga Rp60.000 untuk kondisi XF.
  • Seorang pedagang memasang harga Rp650.000 untuk PMG bernilai 64.
  • Seorang masyarakat awam memasang harga Rp10 juta untuk kondisi (tampak) bekas pakai.

Harga dari pedagang numismatik terlihat wajar. Bahkan bisa terjadi tawar-menawar. Hal ini pun berlaku untuk nominal-nominal lain dari berbagai emisi. Nah, ini penting diketahui masyarakat kalau mau menjual koleksi dengan harga mahal. 

Demikianlah sedikit gambaran. Semoga masyarakat awam mengerti bahwa harga uang lama atau koleksi numismatik tergantung grade. Di kalangan numismatis, uang yang masih beredar pun bisa diperjualbelikan. Biasanya uang dalam kondisi unik dan langka, misalnya nomor cantik atau salah potong.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun