Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Hati-hati Upaya Penipuan Lewat SMS dan Media Sosial

11 Januari 2021   08:31 Diperbarui: 11 Januari 2021   09:17 973
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dua dari banyak SMS yang pernah saya terima (Dokpri)

Masih saja marak upaya penipuan lewat ponsel atau media sosial (medsos). Entah sudah berapa banyak saya mendapat SMS dari Lazada, Shopee, Pertamina, Telkomsel, BRI, dll yang menyatakan saya mendapat hadiah sekian juta rupiah. Untuk itu saya harus menghubungi tautan yang diberikan.

Kalau mendapat SMS demikian, saya tidak pernah tanggapi. Toh, saya tidak pernah berhubungan dengan instansi-instansi tersebut. Upaya penipuan seperti ini saya dengar sejak lama.

Kabarnya kalau kita tanggapi maka kita akan digiring ke sebuah nomor. Boleh dibilang, itu semacam phising. Mirip dengan kata fishing yang bermakna memancing. Cukup berbahaya kalau kita memiliki internet banking atau sejenisnya. Lewat phising itu, si penipu akan mengambil data pribadi kita. Mungkin saja menguras tabungan kita.

Ada pula upaya penipuan bentuk lain. Beberapa kali saya mendapat SMS seperti ini, "Nanti uang kontrakannya ke rekening adik saya nomor ini. Saya sudah memberi kuasa ke dia". Terus terang, kalau dari nomor tidak dikenal atau belum tercatat dalam nomor kontak saya, saya tidak akan tanggapi.

Selain dari SMS, upaya penipuan lain dengan mengambil mengambil foto profil kita di media sosial. Foto profil saya pernah diambil orang, lalu dia buat akun Facebook dengan nama Ki Yudhaprasta. Kita sendiri tidak sadar. Ketika itu ada seorang rekan yang lapor bahwa profil saya dipakai orang.

Malah ada yang terang-terangan menggunakan profil dan nama saya. Saya dapat info dari beberapa teman yang bertanya apakah saya memiliki akun baru. Soalnya 'Djulianto Susantio' palsu itu mengajak berteman.

Facebook dan WA

Upaya penipuan bukan cuma lewat SMS dan medsos. Profil saya beberapa kali pernah dipakai untuk WA si penipu. Dia menawarkan barang dengan harga murah kepada teman-teman saya tanpa saya tahu. Ada yang cuma mengirim teks, ada pula yang berbicara langsung. Untung teman-teman saya waspada dan memberi informasi kepada saya.

Beberapa teman saya pernah di-hack akun Facebook-nya. Saya pernah dikirimi messenger tapi kata-katanya 'aneh'. Soalnya saya sudah familiar dengan teman-teman saya itu. Intinya mereka mau pinjam uang atau minta dibelikan pulsa. Mirip dengan kasus lama "mama minta pulsa" atau "papa minta pulsa".

Lain lagi dengan WA teman saya yang kena hack. Mereka pura-pura jadi teman korban dan menghubungi teman-teman di daftar kontak. Buntut-buntutnya tetap pinjam uang. Ada sih yang kena 300.000. Ada juga yang mengirimi kode verifikasi WA. Kalau kita klik bisa-bisa data pribadi kita dicuri mereka.

Oh iya, beberapa kali saya menerima SMS dari 'Malaysia'. Mereka punya dana besar dan meminta saya menjadi penghubung.

Meskipun sudah terjadi sejak lama, saya pun sering menerima email dari 'penerima warisan 5 juta dollar' atau dari horang kayah lain. Kabarnya kalau kita terpedaya, kita diminta mentransfer sejumlah uang untuk mencairkan dana yang amat sangat besar itu.

Dunia digital semakin maju. Upaya penipuan pun semakin canggih dan semakin marak. Menurut cnnindonesia.com, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mencatat terjadi peningkatan penipuan undian berhadiah lima kali lipat pada 2020 dibanding tahun sebelumnya.   Sepanjang Januari hingga Agustus, terdapat 189.937.542 kasus.  

Agar tahu lebih detail, Kompasianer bisa buka mesin pencari lalu tik "penipuan lewat sms', "penipuan lewat wa", dst. Maka muncullah berbagai tulisan. Jadikan itu sebagai pengalaman.

Yang penting kita harus tetap waspada, terlebih soal uang. Jangan meng-klik tautan dari orang yang kita tidak kenal. Jangan posting KTP kita secara bebas. Soalnya KTP kita juga sering disalahgunakan oleh orang untuk menipu. Misalnya melakukan pinjaman secara online. Pihak-pihak terkait pun harus teliti kalau menerima KTP.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun