Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ribuan Tahun Lalu Leluhur Kita Sudah Memiliki Capaian-capaian Mendunia

14 September 2020   16:42 Diperbarui: 17 September 2020   00:14 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sisa-sisa manusia prasejarah di Goa Harimau dimakamkan bersamaan dan berkelompok dalam satu liang kubur.(Aloysius Budi Kurniawan/KOMPAS)

"Berdasarkan data dan nilai sebagai pondasi kehidupan pada masa sekarang dan masa mendatang," begitu kata Pak Truman.

Menurut Pak Truman, buku ini baru semacam introduksi. Berisi perjalanan Indonesia sejak dihuni masyarakat pertama hingga sekarang. Diharapkan pembaca akan memperoleh gambaran yang komprehensif tentang keindonesiaan.

Ada empat hal yang dibahas Pak Truman, yakni migrasi, adaptasi, interaksi, dan evolusi. Nilai-nilai itulah yang diharapkan menjadi landasan kearifan lingkungan, gotong royong, dsb.

Pada bagian lain menurut Pak Truman, leluhur kita sudah memiliki capaian-capaian yang mendunia. Dunia lain belum bisa, nenek moyang kita sudah bisa.

Homo erectus, misalnya, mempunyai kemampuan membuat gambar cadas. Saat ini yang ketahuan baru Spanyol. Usianya diperkirakan puluhan ribu tahun.

"Nilai-nilai Pancasila sudah ada sejak manusia pertama. Hanya penjabarannya baru secara resmi pada 1945," kata Pak Truman.

Nilai-nilai itulah yang semestinya menjadi fondasi kebangsaan, dan melalui pengayaan oleh budaya luar yang kompatibel akan menghantarkan Indonesia pada sebuah bangsa yang besar, bermartabat, dan berkepribadian yang kuat di tengah bangsa dan peradaban dunia, begitu sambung Pak Truman.

Sebagian peserta diskusi daring dari seluruh Indonesia (dokpri)
Sebagian peserta diskusi daring dari seluruh Indonesia (dokpri)
Alam

Kepala Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Pak I Made Geria ikut memberikan komentar.

"Pada dasarnya isi buku soal menyapa alam. Konsep menyapa alam yang harmonis ada pada banyak daerah. Ini bukan agama," katanya.

Prof. (Ris.) Harry Widianto, peneliti Balai Arkeologi DI Yogyakarta mengatakan Pak Truman selalu obyektif, dalam arti selalu terbit karya-karya beliau yang dipublikasikan. Pak Harry adalah adik kelas Pak Truman di Jurusan Arkeologi UGM.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun