Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ruangan Gratis di Museum Bank Indonesia

13 Februari 2020   08:01 Diperbarui: 13 Februari 2020   08:03 824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gedung Museum Bank Indonesia (Foto: bi.go.id)

Sebagaimana tahun lalu, kali ini pun Museum Bank Indonesia (MBI) mengadakan pertemuan dengan komunitas, sahabat, dan pemangku kepentingan museum. Ajang itu juga menjadi silaturahmi, apalagi dirayakan pada awal tahun. MBI berlokasi di Jalan Pintu Besar Utara, di seberang stasiun kereta api Jakarta Kota dan di seberang halte Transjakarta.

Menurut panitia, acara itu diselenggarakan dalam rangka pelaksanaan tugas MBI sebagai sarana komunikasi kebijakan BI dan membangun jejaring dengan museum/instansi/komunitas se-DKI Jakarta. Acara berlangsung di Ruang Serbaguna MBI.

Ucapan selamat datang untuk para peserta (Dokpri)
Ucapan selamat datang untuk para peserta (Dokpri)
Gratis

Kepala MBI Pak Dandy Indarto memberikan kata sambutan. Beliau mengatakan selama tahun 2019 MBI telah memfasilitasi 60-an kegiatan, dalam arti menyediakan ruangan secara gratis kepada masyarakat yang ingin mengadakan kegiatan. Tentu saja tidak semua keperluan disediakan MBI.

Pihak museum, kata Pak Dandy, melarang kegiatan yang menyediakan minuman keras dan sejenisnya. Tahun lalu berbagai kegiatan di museum antara lain pameran arsitektur dan pameran numismatik. Juga pameran wastra yang motif-motif kainnya terdapat pada mata uang kertas.

[Tulisan tahun lalu bisa dilihat DI SINI].

Para peserta silaturahmi (Dokpri)
Para peserta silaturahmi (Dokpri)
Edukasi

Menurut Pak Dandy, Museum BI berfungsi sebagai sarana edukasi. Ini bisa terlihat dari berubahnya  pengelola Museum BI dari Departemen Pengelolaan Aset ke Departemen Komunikasi Divisi Pengelolaan Museum. Karena berfungsi sebagai sarana edukasi, maka kata Pak Dandy, pimpinan BI tidak menyetujui kenaikan tiket masuk. Saat ini tiket masuk Rp 5.000.

Penjelasan Pak Dandy ini terkait usulan seorang peserta silaturahmi agar Museum BI menaikkan tarif masuk, sekaligus membedakan antara wisatawan nusantara dengan wisatawan luar negeri. Soalnya sepengetahuan bapak penanya itu, tiket masuk di mancanegara relatif mahal tapi pengunjung rela antre panjang.

Pada kesempatan itu Pak Dandy meluncurkan ikon Museum BI yang diberi nama Mubi. Tentu saja singkatan dari Museum BI.

Para peserta pada sesi foto bersama (Foto: Ahmad)
Para peserta pada sesi foto bersama (Foto: Ahmad)
Dana abadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun