Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Harga Uang Pinisi 100, Jangan Percaya "Kolektor Abal-abal"

4 Januari 2020   13:15 Diperbarui: 4 Januari 2020   13:36 2536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perahu pinisi pada bagian muka uang 100 rupiah (Dokpri)

Istilah cukup (lumayan) mengacu pada uang kertas yang sudah pernah dipakai bertransaksi. Kondisinya tentu saja sudah tidak kaku lagi seperti pada grade prima. Sementara uang kertas disebut jelek bila kondisinya kotor, ada lipatan, bagian ujung uang tidak runcing lagi, sobek, dan ada coretan.

Sayang, sebagaimana bisa dilihat pada komentar-komentar di media sosial, masyarakat awam selalu ngeyel. "Namanya uang kuno yah pasti jelek," kata yang satu. "Masak uang kuno murah banget," kata yang lain.

Atas: kondisi jelek, bawah: kondisi: bagus (Dokpri)
Atas: kondisi jelek, bawah: kondisi: bagus (Dokpri)
Di tangan pedagang numismatik yang paham dunia numismatik, uang 100 rupiah itu bisa dijual Rp2.000 per lembar untuk kondisi prima. Yah, harga relatiflah. Ada juga yang menjual gepokan (isi 100 lembar) Rp100.000-Rp150.000. Kalau cuma kolektor buat apa beli gepokan.  

Bukan hanya uang pinisi 100 yang membuat heboh. Banyak 'numismatis abal-abal' juga melakukan hal serupa terhadap koleksi-koleksi lain. Memang ada sebuah koleksi yang berharga ratusan ribu bahkan jutaan, namun itu untuk koleksi yang unik dan langka. Biarlah yang mahal menjadi 'mainan' numismatis profesional yang duitnya gak memiliki nomor seri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun