Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Belajar Merawat Kertas dan Buku di Pusat Konservasi Cagar Budaya

27 April 2019   07:10 Diperbarui: 30 April 2019   04:56 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lembaran buku yang akan dikonservasi (Dokpri)

Jumat, 26 April 2019 saya berkesempatan mengikuti workshop konservasi cagar budaya dengan materi kertas. Kegiatan itu diselenggarakan oleh Pusat Konservasi Cagar Budaya Disparbud DKI Jakarta. 

Sebelumnya, materi lukisan dan kain/tekstil telah berlangsung pada 24 April dan 25 April. Mendatang, 2 Mei 2019, masih ada satu kegiatan tersisa, yakni konservasi logam. Demikian kata Ibu Enny, penanggung jawab kegiatan.

Pemberi materi adalah Ibu Ellis dan Bapak Aris, keduanya dari bagian konservasi Perpustakaan Nasional. Beliau berdua menceritakan banyak hal tentang kertas. Misalnya tentang jenis kertas, faktor perusak kertas, cara merawat kertas, dan  cara menangani serangga perusak kertas. 

Merendam lembaran kertas (Dokpri)
Merendam lembaran kertas (Dokpri)

Rayap

Setiap kertas memiliki karakteristik masing-masing, seperti jenis art paper, HVS, dan kertas koran. Jadi menangani kerusakan agak berbeda. Menurut mereka, menangani kertas juga tergantung jenis tinta. 

Serangga, terutama rayap, menjadi salah satu perusak buku. "Nah untuk membunuh rayap, kita tidak akan berhasil kalau cuma membunuh koloni yang ada. Kunci utamanya adalah membunuh ratu rayap," kata Pak Aris. 

Dalam dunia serangga, yang namanya ratu memang amat berperan. Kalau ratu sudah mati, boleh dibilang koloni tidak bisa berbuat apa-apa. Ratu serangga bisa dibunuh dengan cara memberikan makanan beracun. Biasanya koloni akan membawakan makanan ini kepada ratu. 

Soal buku yang terkena air, Ibu Ellis menguraikan cara penanganannya. Terutama pada lembar-lembar yang saling menempel. Juga terhadap buku-buku berbahan kertas koran yang lembarannya agak keriting. "Buku itu perlu ditindih dengan barang berat supaya bentuknya lebih bagus," kata Ibu Ellis.

Pak Aris menguraikan bahan pembuatan kertas secara tradisional dan modern. Kertas tradisional dibuat dari kulit kayu, mulai dari pengelupasan kulit, perendaman, hingga pembentukan menjadi kertas. "Ada pohon-pohon tertentu yang kulitnya bagus untuk membuat kertas," kata Pak Aris. Sebaliknya pembuatan kertas secara modern bukan menggunakan kulit kayu, tetapi batang kayu. Dengan demikian kuantitas yang dihasilkan jauh lebih besar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun