Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Semarak Hari Kartini dan Hari Pendidikan Nasional di Museum Kebangkitan Nasional

25 April 2019   06:56 Diperbarui: 25 April 2019   07:13 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para pemenang utama lomba lukis (Dokpri)

Pagi itu Rabu, 24 April 2019, ruang aula atau serbaguna Museum Kebangkitan Nasional ramai oleh sekitar 100 siswa SMTA se-Jabodetabek. Begitu pula di bagian luar. Mereka duduk di mana saja sambil memegang kanvas, kuas, dan bahan-bahan lukisan. Sesekali terlihat santai. Sesekali serius memperhatikan foto. Rupanya mereka sedang mengikuti lomba seni lukis bertopik tokoh atau peristiwa seputar pergerakan nasional.

Ada yang melukis Bung Karno, jumlahnya cukup banyak. Tokoh-tokoh lain juga mendapat perhatian, seperti dokter Soetomo, Kartini, Dewi Sartika, Walanda Maramis, dan Agus Salim. Berbagai gaya mereka tampilkan, tentu sesuai kemampuan mereka. Ada yang realis. Ada yang semarak warna-warni. Ada yang hitam putih. 

Mereka melukis mulai pukul 09.00. Hanya duduk di lantai dengan menyandarkan kanvas pada kursi atau dinding. Kuas-kuas pun menari indah pada kanvas. Saking asiknya melukis, banyak peserta melupakan makan siang yang disediakan panitia. Pukul 14.00 panitia menghentikan kegiatan karena batas waktu.

Asik melukis di segala tempat (Dokpri)
Asik melukis di segala tempat (Dokpri)

Kartini berprestasi

Tiga juri, yakni Pak Wito, Pak Imam, dan Pak Iwa mulai menyeleksi lukisan yang dibariskan di lantai. Sekitar 30 lukisan mereka ambil sebagai seleksi tahap pertama. Lukisan-lukisan itu dibariskan kembali. Kini tinggal 20 lukisan. Dari ke-20 lukisan inilah mereka mengamati diselingi diskusi kecil. Akhirnya terpilih lima lukisan utama, yang akan menjadi juara pertama, juara kedua, juara ketiga, juara harapan 1, dan juara harapan 2. Masing-masing juri mengemukakan kelebihan dan kekurangan masing-masing lukisan. 

Ternyata dari kelima lukisan yang terpilih, semuanya karya perempuan. "Kami melihat karya bukan jender," demikian kata tim juri. Mungkin inilah emansipasi, perempuan pun sejajar dengan lelaki. Inilah Kartini berprestasi. Sisa 15 lukisan, ada beberapa karya siswa lelaki, menjadi nominasi. Ke-20 lukisan nanti akan dipamerkan di Museum Kebangkitan Nasional.

Kelima pemenang mendapatkan piala dan uang pembinaan. Masing-masing Rp 5 juta, Rp 4 juta, Rp 3 juta, Rp 2 juta, dan Rp 1 juta belum dipotong pajak. Hadiah akan diserahkan pada 30 April 2019 di Museum Nasional bersamaan dengan puncak perayaan kegiatan Hari Pendidikan Nasional.

Para peserta diskusi (Dokpri)
Para peserta diskusi (Dokpri)

Diskusi

Masih berkenaan dengan Hari Kartini dan Hari Pendidikan Nasional, bersamaan dengan lomba lukis diselenggarakan diskusi Refleksi Pendidikan dan Kemandirian Kaum Wanita. Sebagian peserta diskusi merupakan guru pendamping yang murid-muridnya mengikuti lomba lukis. Banyak tanya jawab dalam diskusi, umumnya dikaitkan dengan peran Kartini dan Dewi Sartika.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun