Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Memperkenalkan Museum Sedini Mungkin Lewat Lomba Mewarnai

26 Maret 2019   19:53 Diperbarui: 26 Maret 2019   19:54 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para pemenang lomba mewarnai (Dokpri)

Dikenakannya sarung tangan, selanjutnya ia mulai memegang krayon. Diwarnainya selembar kertas yang diberikan panitia. Sebentar ia mengambil krayon merah, sebentar biru, dan warna-warna lain.

Di dekatnya, yang bertangan kidal, juga memainkan dan memilih krayon. Ia memutar kertas berkali-kali. Berbagai warna ia gunakan.

Masih soal gambar dan krayon, seorang gadis cilik tampak memainkan kuas untuk membersihkan sisa-sisa krayon pada kertas gambarnya. Di sampingnya, juga seorang gadis cilik, menggunakan tisu untuk membersihkan atau meratakan hasil karyanya.

Begitulah sedikit gambaran suasana dalam lomba mewarnai gambar tingkat Taman Kanak-kanak yang diselenggarakan oleh Museum Sumpah Pemuda pada 26 Maret 2019. Lomba mewarnai diikuti sekitar 100 peserta dari berbagai TK di wilayah Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

Para peserta lomba mewarnai (Dokpri)
Para peserta lomba mewarnai (Dokpri)
Kreativitas
Lomba mewarnai dibuka oleh Kepala Museum Sumpah Pemuda Ibu Huriyati. Menurutnya, acara ini dimaksudkan untuk memperkenalkan dunia museum sedini mungkin kepada anak-anak TK. Dalam kegiatan ini para peserta tidak dipungut biaya. Malah diberikan konsumsi dan bingkisan oleh pihak museum.

Sebelumnya tim juri yang terdiri atas Pak Joko, Pak Aris, dan Pak Wito memberikan syarat-syarat teknis lomba. Karena namanya mewarnai, maka peserta tidak boleh menambahi gambar. Selain itu pendamping murid tidak boleh berada di dekat peserta.

Panitia memberi waktu dua jam untuk acara ini. Ada peserta yang sangat serius mewarnai. Ada yang cuek dan memberi warna sekenanya. Kemungkinan, mereka yang serius dan memainkan gradasi warna pernah belajar di sanggar melukis. Tampaknya bakat dan kreativitas anak tampak dari warna-warni yang mereka tampilkan.

Meskipun diberi waktu cukup lama, ada yang sudah selesai dalam waktu satu jam. Namun ada pula yang memberi warna seadanya dalam waktu dua jam itu. Yah namanya anak-anak. Cuma mewarnai tak mengejar hadiah.

Seorang tim juri sedang menyeleksi gambar (Dokpri)
Seorang tim juri sedang menyeleksi gambar (Dokpri)
Rapat tim juri
Setelah semua gambar dikumpulkan panitia, tim juri mulai melakukan seleksi. Semua gambar dijajar di lantai. Tahap pertama, mereka memilih sekitar 21 gambar. Tahap selanjutnya mengerucut menjadi 12 gambar. Pada tahap akhir tim juri memilih lima gambar. Kelima gambar inilah yang diurutkan menjadi juara I, juara II, juara III, harapan 1, dan harapan 2 berdasarkan jumlah nilai dari masing-masing juri.

Setiap pemenang memperoleh piala dan sejumlah uang, mulai Rp750.000 hingga Rp2 juta. Ada rasa puas dari guru atau wali murid. Namun ada juga rasa tidak puas. Namun itulah lomba, jadi keputusan tim juri tidak bisa diganggu gugat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun