Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Hari Jadi Jakarta Menurut Sumber Jepang 8 Desember 1942

22 Juni 2018   09:50 Diperbarui: 22 Juni 2018   16:56 2457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kompas.com/Robertus Belarminus

Hari ini, 22 Juni, merupakan hari bahagia buat Jakarta. Jika dihitung-hitung usia Jakarta sudah tua. Kota ini lahir pada 22 Juni 1527. Dasar penetapan hari jadi Jakarta adalah perhitungan Prof. Soekanto.

Semula Jakarta bernama Jayakarta atau Kota Kemenangan. Menurut Soekanto dalam buku Dari Djakarta ke Djajakarta (1954), nama Jayakarta sebagai pengganti Sunda Kalapa diberikan pada "tanggal satu mangsa kesatu".

Tanggal itu, menurut hitungan Soekanto, terjadi pada 22 Juni 1527, saat masa panen berlangsung. Waktu itu Soekanto menggunakan penanggalan Islam, khususnya soal pranatamangsa, yakni penanggalan yang berhubungan dengan pertanian di Jawa.

Beberapa sumber sejarah tentang Jakarta (Dokumentasi pribadi)
Beberapa sumber sejarah tentang Jakarta (Dokumentasi pribadi)
Ditentang

Sebenarnya pendapat Soekanto ditentang Prof. Hoesein Djajadiningrat, yang menafsirkan pergantian nama Sunda Kalapa menjadi Jayakarta berlangsung pada 17 Desember 1526. Bertepatan dengan perayaan Maulud 12 Rabiulawal 933 H. pada Senin, yang bertepatan dengan lahir dan wafatnya Nabi Muhammad yang juga terjadi pada Senin. Tulisan Djajadiningrat ini bisa dibaca dalam, "Hari Lahirnja Djakarta," Bahasa dan Budaya, V (1), 1956, halaman 3-11.

Bukan hanya Djajadiningrat, Prof. Slamet Muljana juga meragukan pendapat Soekanto.

Dalam tulisannya di buku Dari Holotan ke Jayakarta, 1980, Muljana mengatakan, "Belum ada data sejarah pasti untuk membenarkan salah satu hipotesis tersebut". 

Muljana berpangkal pada kitab Carita Purwaka Caruban Nagari yang menguraikan Sultan Hasanuddin. Ia mulai memerintah Banten pada 1552. Selanjutnya ia mengangkat menantunya, Ki Bagus Angke, menjadi Bupati Sunda Kalapa. Ki Bagus Angke berputra Sungarasa Jayawikarta. Nah, nama Jayawikarta tercatat dalam Babad Banten sebagai Pangeran Wijayakarta.

Museum Sejarah Jakarta, di sinilah sejarah Jakarta tersimpan (Dokumentasi pribadi)
Museum Sejarah Jakarta, di sinilah sejarah Jakarta tersimpan (Dokumentasi pribadi)
Setelah menjadi Bupati Sunda Kalapa, ia dinobatkan sebagai Pangeran Jayakarta Wijayakrama. Maka, kata Muljana, perubahan nama Sunda Kalapa menjadi Jayakarta berlangsung pada akhir abad ke-16.  Hari kelahiran Jakarta juga pernah ditafsirkan beberapa orang, seperti Ayatrohaedi dan Ridwan Saidi.  

Perlu diketahui, pada 23 Februari 1956 Dewan Perwakilan Kota Sementara Djakarta Raja menerbitkan SK terhadap hasil penelitian Soekanto.  Itulah sebabnya 22 Juni masih tetap dipakai sampai sekarang, meskipun banyak tentangan dari sana-sini terhadap keputusan tersebut.

Bahkan ada yang menganggap itu keputusan politis, bukan keputusan historis. Ada lagi yang memandang itu "kemenangan Sudiro". Waktu itu Sudiro menjabat Walikota Djakarta Raja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun